Pages

Search

Boracay

 

Life is an adventure, dare it – Mother Teresa -

Boracay airport, Philippine

11 Agustus 2013

Untuk kedua kalinya kami naik pesawat kecil, tetapi kali ini dengan landasan yang sangat pendek. Pesawat turun dengan menukik dan seketika itu berhenti. Kamera di atas pangkuanku sampai terlontar jatuh ke depan :-P

Cloudy Boracay

Mendung begitu pekat. Kami segera mengikuti arus para tourist menuju counter pengisian data dan membeli tiket perahu menuju Boracay Island. Yach pesawat kami tidak mendarat tepat di Boracay Island, tetapi kami masih harus naik tricycle ke Tabon port dengan biaya PHP 80 (+/- Rp 20.000,-) dan menyeberang dengan perahu +/- 15 menit dengan biaya PHP 100 (+/- Rp 25.000,-) per orang.

Kids

Saat sampai di Boracay Island, kami di sambut gerimis kecil. Boracay Island merupakan kepulauan kecil dengan luas +/- 10 KM2. Kami naik tricycle menuju hotel dengan biaya PHP 100  (+/- Rp 25.000,-). Kami tinggal di Island Nook Boracay yang terletak di station 2. Hotel yang sangat strategis dan dekat dengan D’Mall yang merupakan satu-satunya pusat keramaian di Boracay Island.

Remain me of Kuta Bali

Dari hotel kami jalan kaki ke D’ Mall. Pertokoan dan café-café terasa hidup di pulau kecil ini. mengingatkan kami pada Kuta di Bali. Sepertinya hampir semua pengunjung pulau ini menghabiskan sore dan malam hari di tempat ini.

D ’Mall

Dari arah D’ Mall kami terus berjalan ke arah pantai.  Di sepanjang pantai terdapat banyak café-café, resort dan resto. Angin bertiup dengan kencang. Beberapa tirai dari plastik terpasang di pesisir pantai sebagai penghalang angin kencang. Kami sampai di White beach.

Welcome to the famous of White beach Boracay. Meskipun cuaca mendung tapi suasana pantai masih cukup ramai. Pantai ini memiliki air laut berwarna biru tosca dan pasir yang super duper lembut. Gila, bener-bener selembut bedak bayi.

White sand beach Boracay

White beach Boracay

Seafood lover

Resto seafood tersebar di sepanjang pesisir pantai. Sebagian besar resto sea food menyediakan paket buffet. Harga buffet mulai yang termurah kisaran PHP 300 (+/- Rp 75.000,- ) per orang. Hmmm… kami mempertimbangkan untuk menikmati sea food besok malam saja. Malam ini kami memilih menu ayam panggang :)

Halowich in Boracay

Halowich merupakan kedai ice cream and snack. Penyusunan halowich ice disuguhkan dengan sangat menarik. Hampir setiap orang yang lewat di depan kedai Halowich akan menoleh dan tergoda untuk mencicipi, termasuk kami :D

Kami memesan halowich ice dengan harga PHP 150 ( +/- Rp 37.500,-). Hmmm…  uenaaaaak banget. Ice cream yang tidak umum dan sangat unik rasanya. Pada bagian bawah ice berisi juice mango dengan es serut, berpadu dengan potongan buah mangga, nanas, semangka, pisang, kacang merah dan crispy sereal, pada bagian atas terdapat ice cream mango dengan lelehan chocolate. Wow Enak! Sayang sekali halowich ice adanya cuman di Boracay Island :(

 

Raining in Boracay

12 Agustus 2013

Hari ke dua kami di Boracay Island. Hujan deras mengguyur pulau sejak pagi. Kami breakfast dengan santai. Saat hujan mulai reda kami memutuskan pergi ke Puka beach. Kami naik tricycle dengan biaya PHP 100 (+/- Rp 25.000,-).

Puka Beach Boracay

Puka beach berada di ujung utara pulau Boracay. Pantai yang terpencil, tenang, indah dan tidak se-crowded White beach. Pasir pantai Puka terasa lebih kasar dan ombaknya juga lebih besar. Kami bersantai dan mengambil beberapa foto.

  Puka beach Boracay

Puka beach Boracay

Kerang Puka banyak ditemukan di pasir-pasir pantai. Maka pantai ini bernama Puka beach. Mayoritas penduduk setempat berprofesi sebagai pencari kerang puka dan merangkainya menjadi souvenir berupa hiasan rumah, kalung dan gelang.

 

Puka Shell

Jonah’s fruit shake and restaurant

Dari Puka beach kami pergi ke Jonah’s fruit shake. Kedai juice dengan nuansa warna warni ini sangat terkenal di Boracay. Kami datang bertepatan dengan jam makan siang. Hampir semua meja bertuliskan reserve. Sepertinya rombongan tour akan makan siang di tempat ini. Beruntung sekali tersedia satu meja kosong berada di ujung ruangan.

Kami memesan udang hotplate, vegetable hotplate, pancake mangga, mango shake dan mocca shake with rum. Masakannya enak. Mango shakenya juga enak, buahnya terasa mantap. Untuk mocca shake with rum kurang begitu suka, karena rasa rum-nya sangat pekat dan keras, meskipun tetap terasa enak tapi ga bisa minum banyak-banyak.

 

Mt Luho view point

Mt Luho merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 M di atas permukaan laut. Dari arah pantai kami jalan kaki mengikuti petunjuk arah menuju Mt Luho. Jalanan makin menanjak, sesekali kami melambatkan jalan dan mengatur nafas :D

The way to Mt Luho

Kami sampai di Mt Luho view point. Sebelum mendaki menara, kami membayar entrance fee  sebesar PHP 120 (+/- Rp 30.000,-) per orang. Deck view point merupakan menara dengan lokasi paling tinggi di Boracay. Dari tower kita bisa melihat 360 derajat view Boracay. Kita bisa menikmati keindahan Bolabog beach, Fairways dan Blue waters golf course. Cool ;)

Top hill view Boracay

view from the top of Mt Luho

Blue waters golf course

Bolabog beach

Raining again…

Turun dari view point kami di sambut hujan deras. Kami basah kuyup dan memutuskan kembali ke hotel. Kami bersantai di hotel sambil menunggu hujan reda… :(

Hari semakin malam. Meskipun gerimis, kami jalan kaki menuju D’Mall. Suasana tidak seramai kemarin malam. Setelah berputar sebentar, akhirnya kami memilih makan malam di Jonah’s fruit shake. :D yach dalam sehari kami dua kali ke tempat ini. Kami memesan cumi bakar, vegetable hotplate dan mango shake with rum. Berbeda dengan mocca shake with rum, mango shake with rum rasanya enak. Sepertinya kami mabuk mango shake di Philippine :D

Our dinner at Jonah’s fruit shake and restaurant

Good night Boracay

It’s time to say good bye

13 Agustus 2013

Hari terakhir kami di Boracay. Meskipun gerimis kami menyempatkan diri mengunjungi White beach. Siang ini kami akan melanjutkan perjalanan ke Kalibo by bus +/- 1.5 jam. Dari Kalibo kami akan melanjutkan perjalanan ke Clark menggunakan maskapai Airasia. Kami akan tinggal semalam di kota Clark dan melanjutkan perjalanan ke Coron Island. Good bye Boracay…

Manila

Welcome to Manila

8 Agustus 2013, Pk 8.00 PM

Pesawat kami dari Puerto Princesa akan segera mendarat. Setelah bertanya-tanya, kami memutuskan naik bus dibandingkan naik taxi kupon yang dipatok dengan harga PHP 800 atau (+/- Rp 200.000,-). Biaya bus per orang PHP 20 (+/- Rp 5000,-) dan tambahan biaya membawa koper sebesar PHP 3 (+/- Rp 750,-) per koper.

Bus dari airport menuju pusat kota hanya melewati daerah tertentu saja. Kami harus berhenti di tempat bernama Baclaran. Area penghubung dengan bus atau jeepney menuju ke penjuru Manila.

Manila Traffic

Manila at 11.40 PM

Dari dalam bus kami mengamati kota Manila di malam hari. Jalanan sangat padat. Bangunan dengan gedung-gedung bertingkat yang menjulang tinggi menjadi pemandangan umum di kota metropolitan. Selang beberapa saat, kami melewati daerah penuh dengan pub dan karaoke. Beberapa cewek dengan dandanan menor dan baju seksi berdiri di depan pintu-pintu pub. Tempat apakah ini…. sepertinya daerah red district. Tapi daerah red district ini tidak besar, hanya di sisi jalanan lurus sampai ke ujung jalan. Setelah itu kembali ke area pemandangan kota. Kami tidak tahu berada di daerah mana. Kami cuman bisa waspada dengan teriakan kondektur bus, “Baclaran” tempat di mana kami harus berhenti dan berganti bus tujuan Boni ave. Kami tinggal di Go Hotels Boni.

Stop here please… Kami sangat beruntung, karena bus yang kami tumpangi lewat tepat di depan hotel kami. Jam menunjukan pk 11.40 PM, hampir tengah malam, tetapi kemacetan lalu lintas yang ada membuat kami keheranan. Fiuuuh. Kami segera memasuki  hotel, good night Manila ;)

 

Intramuros

9 Agustus 2013

Pagi yang cerah. Setelah sarapan kami bersiap mengunjungi Intramuros. Dari depan hotel, kami naik MRT menuju Taff station dan beralih naik LRT ke Central station. Begitu keluar dari pintu Central Station, banyak orang menawari kami tour dengan becak. Akhirnya kami menyewa becak untuk mengelilingi Intramuros dengan biaya PHP 100 (+/- Rp 25.000,-) per jam.

Intramuros adalah distrik tertua dan bersejarah di Manila. Di bangun pada tahun 1571 dan menjadi pusat pemerintahan pada masa pemerintahan Spanyol. Kompleks Intramuros dikelilingi tembok dengan bentuk yang tidak beraturan mengikuti kontur Manila bay dan lengkungan sungai Pasig. Di dalam area Intramuros terdapat kantor pemerintahan, gereja, sekolah, kediaman gubernur dan keluarga pejabat Spanyol, gudang senjata, barak dan benteng.

Cathedral Manila

Suasana di Intramuros berkesan kuno dan klasik dengan bangunan-bangunan bergaya Spanyol. Taman yang asri dengan patung-patung pahlawan dan transportasi kereta kuda bergaya Spanyol siap mengantarkan para pelancong untuk mengelilingi kota.

Intramuros garden

 

Fort Santiago

Benteng Santiago dikelilingi bangunan tembok setinggi 6.7 M dan ketebalan tembok 2.4 M. Di dalam benteng terdapat museum, gudang senjata dan penjara bawah tanah. Opening hour 8.00 AM – 6.00 PM. Entrance fee PHP 75 (+/- Rp 18.750,-).

 

Main gate of Fort Santiago

The dungeons and cannon at Fort Santiago 

San Agustin Church

San Agustin church dibangun pada tahun 1601. Merupakan gereja batu tertua di Philippine yang beberapa kali selamat dari gempa bumi. Lonceng gereja seberat 3,400 kg diturunkan dari menara gereja saat terjadi gempa bumi dan saat ini lonceng tersebut dipajang di area pintu masuk museum.

San Agustin Church

San Agustin church

Gereja ini berkesan kuno banget. Dan luas banget. Selain area gereja, juga terdapat area taman-taman, museum, dan beberapa ruangan bertingkat dan berlorong dengan hiasan patung-patung dan lukisan. Kalau malam hari sendirian di tempat ini… bisa jadi acara uji nyali :D Well, San Agustin merupakan tempat terakhir yang kami kunjungi di area Intramuros. Kami telah menghabiskan waktu hampir empat jam dan harus membayar ongkos becak sebesar PHP 400 (+/- 100.000,-).

Jeepney

Jeepney merupakan angkutan umum khas Philippine. Mobil Jeep yang dimodifikasi dengan tambahan body yang panjang untuk mengangkut penumpang. Kebanyakan jeepney memiliki hiasan gambar yang meriah. Kami memilih mode transportasi jeepney menuju Mall of Asia. Sekali naik jeepney kami harus membayar PHP 8 (+/- Rp 2000,-)

Passenger of jeepney

Mall of Asia

Mall of Asia merupakan salah satu mall terbesar di Philippine. Dari bangunan mall kami jalan kaki melewati jembatan penyeberangan  ke area theme park outdoor tepat di sisi Manila Bay.

 

Mall of Asia

Di area theme park, café dan penjual kaki lima berjajar-jajar menjual aneka macam makanan dan minuman. Beberapa anak muda menikmati tongkrongan di café-café atau sekedar duduk menikmati pantai.

Kultura Filipino

Kultura merupakan souvenir shop yang terkenal di Philippine. Seperti Khrisna atau Joger di Bali. Kita dapat memilih segala macam oleh-oleh di tempat ini. Kami membeli beberapa t-shirt dan mutiara. Rosario mutiara tepatnya.  Cantik dan terbuat dari mutiara asli. Akhirnya kami mulai menghitung… give it to my mom… for… bla bla bla… alhasil kami jadi beli banyak :-P

Kultura Filipino

 Cute souvenir

Tour Tram ‘n Mango Chocolate

Kami membaca papan petunjuk tentang tour tram service. Menurut jadwal, kereta akan lewat setiap 15 menit sekali. Sambil menunggu kami mencicipi mango chocolate yang kami beli di Kultura. Wow… rasanya uenaaakkk. Mangga kering berbalut Belgian chocolate. Muantap banget. Yummy. Jadi mikir, kalau udah pulang ke Indonesia dan pengen gimana ya… :-P Setelah menunggu hampir 30 menit dan tidak ada kereta yang lewat kami akhirnya kembali masuk ke dalam mall.

Dinner at Lugang Café

Kami memutuskan makan malam di Lugang café. Setelah berhari-hari kami sering makan seafood selama di Philippine, maka malam ini kami memesan tahu goreng Taiwan dan tumis brokoli bawang putih. Kami membayar PHP 856 (+/- Rp 214.000,-) hanya untuk makan malam tahu goreng dan tumis brokoli. Makanan di Manila jauh lebih mahal dibandingkan kota-kota lain di Philippine. Jika kita memilih makan di kelas café atau resto, maka harga rata-rata menu per porsi mulai kisaran PHP 300 (+/- Rp 75.000,-). Option menu murah jika kita memilih makanan fast food seperti di KFC, Jollibe (KFC-nya Philippine) dengan kisaran menu per porsi +/- PHP 100 (+/- Rp 25.000).

 

Greenbelt Mall

10 Agustus 2013

Greenbelt mall berada di daerah Makati city. Merupakan daerah elite dan pusat bisnis di Manila. Beberapa mall dan hotel berbintang berlokasi saling berdekatan dengan Greenbelt mall. Greendbelt mall sendiri terdiri dari beberapa bangunan mulai dari Greendbelt 1 – 5 dengan area taman yang luas dan asri tepat di tengah-tengahnya.

Greenbelt Mall

Greenbelt Park

Kami demen banget berada di Greenbelt Mall. Pengunjung tidak seramai di Mall of Asia. Suasana terasa tenang dan santai. Taman tertata sangat asri dengan beberapa dudukan kayu. Beberapa angsa berenang di kolam-kolam dan beberapa dengan santai melenggang di jalanan taman. Kenyamanan terasa lebih lengkap lagi dengan adanya fasilitas free wi-fi di seluruh area mall dengan kecepatan yang sangat stabil ;)

Beautiful Chapel at Greenbelt Park

Tepat di tengah-tengah taman, terdapat chapel kecil yang cantik. Misa diadakan setiap hari minimal tiga kali sehari dan jadwal misa yang lebih banyak di saat weekend. Kami memilih mengikuti misa sore hari. 

STO. Nino De Paz Chapel at Greenbelt Mall

 

Fly to Caticlan – Boracay Island

11 Agustus 2013, Pk 11.20 AM

Pagi ini dari hotel kami langsung menuju airport. Kami akan melanjutkan perjalanan ke Caticlan – Boracay Island menggunakan maskapai Cebu airline. Pesawat kecil dengan menggunakan baling-baling. Kru arlines sangat serius mengenai muatan yang masuk ke pesawat terbang. Selain bagasi kita yang benar-benar tidak boleh melebihi kapasitas, berat badan kita juga ikut ditimbang :D Hmm.. sekalian mengingatkan, berapa kenaikan berat badan kami saat liburan ini… hehe.. :-P See you again Manila ;)

 

Puerto Princesa

Holiday is coming

2 Agustus 2013

Perjalanan liburan kami ke Philippine kali ini bertepatan dengan libur Idul Fitri. Kami pergi selama 17 hari, dari tanggal 2 Augustus – 18 Agustus 2013. Setelah sekian lama kutak katik rute perjalanan, sehubungan dengan perubahan jadwal yang sering terjadi oleh budget aircraft, akhirnya jadi juga kami ke Philipina.

It’s More fun in the Philippines

4 Agustus 2013

Setelah transit di Kuala Lumpur selama dua malam, pagi ini kami melanjutkan perjalanan ke Philippine. Kami akan mengelilingi Philippine selama dua minggu. Kota pertama yang kami kunjungi adalah Clark. Tapi kami tidak sempat mengeksplore kota Clark di hari pertama ini, karena kami masih harus ke Manila dan melanjutkan penerbangan ke Puerto Princesa. Begitu mendarat kami segera menukarkan USD kami ke mata uang PHP. “It’s more fun in the Philippines” merupakan slogan pariwisata Philippine ;) Let’s prove it.

Manila Traffic

Dari Diosdado Macapagal Clark International Airport kami naik bus Philtranco menuju Manila international Airport dengan biaya PHP 450 (+/- Rp 112.500,-) per orang. Jarak dari Clark ke Manila +/- 100 KM, tapi karena lalu lintas yang padat dan bus yang masih harus berputar-putar di kota, maka jarak 100 KM harus kami lalui hampir 3 jam.

Raining in Manila

Manila International airport terlihat dari kejauhan. Kondektur bus segera meneriaki kami untuk segera turun. Ternyata bus Philtranco hanya lewat di depan airport tapi tidak masuk ke terminal airport. Begitu turun dari bus kami disambut hujan deras. Kami berjalan kaki di bawah guyuran hujan :-P

Airport Chapel

Terminal 3 Manila Airport merupakan bangunan baru, bersih dan modern. Setelah berganti baju dan makan, kami mengikuti misa yang diadakan di dalam airport. Mayoritas penduduk Philippine ( 86% ) beragama Katolik, maka gereja Katolik tersebar di mana-mana bahkan di dalam airport juga terdapat kapel kecil untuk berdoa.

Snack time at Yellow cab pizza

Aroma dari Yellow cab pizza mengundang selera.  Kami memesan roasted garlic and cheese twisted bread. Disuguhkan hangat, twisted bread ini rasanya ngangenin :) rasanya gurih dengan lelehan keju dan roti yang empuk. Enaak. Harga twisted bread PHP 115 (+/- Rp 28.750,-) Sebagai penutup kami memesan salted dulce de leche ice cream dengan harga PHP150 (+/- Rp 37.500,-) Hmmm… ice creamnya lembut… perpaduan asin dan manis yang terasa unik di lidah. Must try ;)

Roasted garlic and cheese twisted bread ‘n Salted dulce de leche ice cream

 

Welcome to Puerto Princesa

Pk 8.00 PM

Penerbangan dari Manila ke Puerto Princesa membutuhkan waktu 1 jam 15 menit. Kami menggunakan maskapai Philippine Airline. Kursi pesawat sedikit lebih lapang dibandingkan Airasia. Selain itu kami mendapat snack dan minuman. Begitu sampai di Puerto Princesa, pihak hotel sudah menunggu kami di pintu kedatangan. Antar jemput dari dan ke bandara merupakan fasilitas gratis dari hotel. Kami menginap di Go Hotels Puerto Princesa yang sangat strategis, berlokasi di samping Robinson Place Mall.

One day City tour by tricycle

5 Agustus 2013

Tricycle merupakan angkutan umum dengan menggunakan sepeda motor dan tambahan dudukan yang di modifikasi (mirip tuk tuk di Bangkok).  Selesai breakfast kami menawar tricycle pergi ke kota. Kami berencana mencari tour agent untuk mengikuti tour ke Underground river. Selama perjalanan Mr Nestor (tricycle driver) mengajak kami mengobrol dan menawari kami seharian city tour menggunakan tricycle dengan biaya PHP 500 (+/- Rp 125.000,- ). Kami akhirnya sepakat dengan rute perjalanan ke Butterfly farm, Crocodile farm, Baker’s Hill, Mitra ranch, Immaculate Conception Cathedral, Bay walk dan beberapa pusat souvenir.

 

Butterfly farm Puerto Princesa

Crocodile farm

Dari Butterfly farm yang tertata sederhana, kami melanjutkan perjalanan ke Crocodile farm. Crocodile farm merupakan rumah penangkaran buaya sekaligus beberapa satwa lain di dalam park mereka. Entrance fee PHP 40 (+/- Rp 10.000,-) per orang. 

Look at their eyes…

Baker’s hill

Baker’s hill merupakan bakery shop and restaurant yang berada di daerah bukit. Area taman tertata dengan asri dan terdapat beberapa patung berkarakter disney yang menjadi spot foto menarik bagi para pengunjung.

Baker’s Hill

Mitra’s Ranch

Mitra’s ranch berada di perbukitan St Monica dan dekat dari Baker’s hill. Peternakan kuda dan sapi ini menjadi menarik karena berada di daerah perbukitan dengan pemandangan lembah-lembah, pantai, dan kota Puerto princesa  di bawahnya.

Mitra’s Ranch

 

Immaculate Conception Cathedral Puerto Princesa

Gereja Cathedral ini berkesan klasik dan bergaya Eropa kuno. Dibangun pada masa penjajahan Spanyol pada tahun 1872. Pada awal pembangunan merupakan gereja kecil atau semacam Chapel, dan pada tahun 1961 pembangunan gereja diperbesar menjadi Cathedral tanpa merubah detail dan gaya arsitektur.

Immaculate Conception Cathedral Puerto Princesa

Bay Walk

Dari Cathedral kami melanjutkan perjalanan ke Bay Walk. Di sekitar Bay walk suasana sangat tenang dengan jalanan lebar berada di sisi pantai. Beberapa kedai penjual makanan mulai buka, beberapa orang duduk – duduk menikmati view pantai dan beberapa anak kecil bersepeda.

 Sunset at Bay walk Puerto Princesa

 

One day tour to Underground River

6 Agustus 2013

Kami mengambil one day tour to Underground river melalui travel tour rekomendasi dari Mr Nestor (tricycle driver) dengan biaya PHP 1300 (+/- Rp 325.000,-) per orang. Paket tour meliputi transportasi, boat, entrance fee dan lunch. Hari ini kami mengikuti tour dengan membawa ransel karena kami check out dari go hotels dan berpindah hotel ke Purple Fountain Inn hotel.

Bumpy road

Jalanan menuju Underground river tergolong mulus kecuali dibeberapa lokasi masih dalam tahap pembangunan jalan dan beberapa lokasi yang lain masih jalanan tanah yang bergelombang.

The way to underground river

Sabang Beach

Setelah melalui perjalanan selama +/- 2 jam, kami sampai di tempat bernama Sabang beach. Tempat ini penuh dengan orang-orang yang mengantri perahu menuju Underground river. Tour guide memberi informasi pada semua perserta tour untuk bersantai sejenak karena kemungkinan baru dua jam lagi giliran kami :-P

Sabang Beach

Mango shake

Sambil menunggu boat, kami duduk-duduk menikmati view pantai. Beberapa orang memesan juice di satu kedai kecil di pinggir pantai.  Mango shake konon jadi minuman andalan yang sangat terkenal di Philippine. Sebenernya aku lebih suka mangga muda, di potong-potong dan di makan begitu saja. Tapi karena sudah berada di Philippine ya harus di coba. Hmm…. ternyata rasanya Uenaaaaakkkk…. ;) Buahnya terasa mantab, manisnya juga pas. Sejak hari itu kami jadi sering minum mango shake :-P

Mango shake

Underground River Puerto Princesa

Dari Sabang beach kami naik perahu +/- 20 menit menuju Puerto Princesa Subterranean River National Park. National park ini merupakan kawasan lindung dengan view pegunungan kapur yang indah. Kami berjalan memasuki park dan beralih menggunakan perahu pendek untuk masuk ke dalam sungai bawah tanah.

Underground River beach

Underground river terletak di pengunungan St Paul, berlokasi 76 KM di sebelah barat laut kota Puerto Princesa. Pada awal 2012 resmi menjadi salah satu pemenang New seven wonders of nature ( http://www.new7wonders.com )

mouth of the cave

Sungai bawah tanah ini mengalir langsung ke laut dengan luas 5.753 Hektar dan panjang 8.2 KM, tetapi hanya 1.2 KM saja yang boleh dilalui oleh pengunjung, jika ingin mengikuti rute sampai 4.3 KM masih harus mendapat ijin khusus, lebih dari itu terlalu berbahaya dan minim oksigen.

Inside the cave

Kami naik perahu pendek berisi tujuh orang peserta dan satu orang tukang perahu yang merangkap sebagai guide kami. Begitu kami memasuki gua, peserta yang duduk paling depan segera menyalakan senter dan mengarahkan cahaya pada titik-titik yang di instruksikan oleh tukang perahu. Sepanjang perjalanan tukang perahu / guide kami menjelaskan bentuk-bentuk formasi stalagmite dan stalactite… mengajak kami berimajinasi dengan bentuk-bentuk yang menyerupai lion king, Jesus face…. etc.

 

Kalui Resto

Sepulang dari Underground river kami memutuskan dinner di Kalui resto. Kalui resto merupakan salah satu resto recommended jika kita berkunjung ke Puerto Princesa. Begitu memasuki area resto sudah banyak pengunjung yang menunggu, padahal resto masih akan beroperasi 20 menit lagi, kami lihat beberapa meja bertuliskan “reserve” …beruntung akhirnya kami mendapat tempat ;)

Kalui’s ambiance

Suasana resto berkesan unique dan ethnic. Saat akan memasuki resto semua pengunjung diharuskan melepas alas kaki dan menyimpannya pada loker kecil di lobby resto. Lantai resto terbuat dari kayu, hiasan lukisan, buah, lilin dan lampu-lampu mempercantik suasana.

Kami memesan udang garlic, kepiting pedas dan tumis kangkung. Rasa masakan di Kalui cukup enak, sedikit plain untuk lidah spicy lover kami :-P tapi baik sayur, udang maupun kepitingnya bener-bener fresh, jadi tetep aja tergolong enak ;) Untuk menu makan malam ini kamu membayar PHP 1.271 (+/- Rp 317.500,-).

Complimentary dessert

 

One day tour to Dos Palmas Resort

7 Agustus 2013

Hari ke empat kami di Puerto Princesa. Kami mengambil one day tour to Dos Palmas melalui Gulliver’s travel ‘n tour dengan biaya PHP 1850 ( +/- Rp  462.500,- ) per orang, termasuk transportasi, boat dan buffet lunch.

 

  The way to Dos Palmas

Welcome to Dos Palmas

Dos Palmas resort berada di Arreceffi Island. Dari Honda bay kami membutuhkan waktu +/- 1.5 jam naik kapal untuk sampai ke tempat ini. Resort yang cukup cantik dengan pasir putih, hutan mangrove dan pantai yang jernih. Tapi sayang sekali beberapa area di resort ini kurang terawat. Bahkan bay cottage sudah tidak bisa dipakai lagi karena konstruksi yang rusak.

Dos Palmas Resort

Kami seharian ini akan berada di Dos Palmas. Sayang sekali paket tour tidak termasuk menggunakan fasilitas kolam reanang dan jacuzzi, tapi kami bisa melakukan aktifitas pantai sesering dan selama yang kami inginkan, snorkel, kayaking, volley ball…. atau sekedar bersantai di gazebo pinggir pantai.

Lunch at Dos Palmas

Kami selesai snorkeling bertepatan dengan jadwal lunch. Buffet lunch yang disuguhkan biasa saja, seperti kebanyakan buffet breakfast di hotel, padahal tadinya kami berpikir akan barbeque on the beach seperti yang tertulis pada itinerary kami.. ( he he …ngarep.com )

Kayaking at Dos Palmas

Selesai lunch kami segera pergi berkayaking. Kami mengayuh kayaking perlahan, menikmati hembusan angin dan pemandangan pantai yang indah. Tidak lama lagi kami harus say good bye to Dos Palmas… menurut jadwal, jam 3.45 PM kami sudah harus berkumpul di kapal dan kembali ke Puerto Princesa City.

 

Our last day in Puerto Princesa

8 agustus 2013

Kami bersantai di hotel sampai jam check out. Purple fountain inn hotel menyediakan antar jemput free to airport, tapi karena pesawat kami masih jam 6.00 PM maka kami meminta diantar ke Robinson mall.

Smurf 2 in 3D

Kami menonton bioskop smurf 2 dengan harga tiket PHP 200 ( +/- Rp 50.000,- ) per orang. Saat memasuki gedung bioskop kamera harus dititipkan pada satpam penjaga. Berbeda dengan di Indonesia, di sini kami bebas memilih tempat duduk.

Halo Halo ‘n  Bilo Bilo

Kami mencoba traditional desert khas Philippine yaitu “halo halo” dan “bilo bilo”. Halo halo merupakan campuran es serut dan susu, disajikan dengan kacang merah, pisang karamel, nangka, kelapa, ubi jalar, nata de coco, mutiara dan ice cream di bagian atasnya. Rasanya enak, perpaduan antara manis dan gurih.

Halo halo

Bilo bilo merupakan tepung beras yang dimasak dengan santan, disajikan hangat dengan irisan pisang, nangka, singkong dan ubi ungu. Rasanya enak dan gurih.

 

Tricycle driver

Dari Robinson mall kami naik tricycle ke Puerto Princesa Airport dengan biaya PHP 60 ( +/- Rp  15.000,- ). Pemerintah Philippine sepertinya serius mengembangkan pariwisatanya. Kami melihat sertifikat training yang di miliki para sopir tricycle. It’s more fun in the Philippines… ;)  Yup.. kami sangat menikmati liburan kami di Puerto Princesa, malam ini kami akan melanjutkan perjalanan kami ke Manila. Good bye Puerto Princesa… I’ll be back someday… ;)