Pages

Search

Kota Kinabalu

 

Welcome to Kinabalu

8 Mei 2013, 2.40 PM

Kota Kinabalu merupakan ibu kota Sabah, negara bagian Malaysia yang terletak di tepi pantai menghadap laut China. Beberapa orang bertanya pada kami, apakah kami akan mendaki Mount Kinabalu? Sayang sekali mendaki gunung Kinabalu tidak termasuk dalam itinerary kami. Pertama karena faktor waktu, selain itu dibutuhkan fisik yang prima dan biaya yang tidak sedikit.

Begitu sampai di Airport Kinabalu, kami menyewa mobil kecil merk perodua selama tiga hari dengan biaya  RM 330 (+/- Rp 1.089.000,-) termasuk asuransi. Kami menyewa mobil di Airport dan akan mengembalikan mobil juga di Airport pada saat kepulangan kami. Kondisi mobil yang kami sewa masih baru dan bagus. Kami memasukan ransel ke dalam mobil dan siap mengeksplore kota Kinabalu.

Jalanan kota Kinabalu

Jalanan di Kota Kinabalu

Sate made in Solo

Bermodal peta ala kadarnya kami mengelilingi kota Kinabalu. Patung ikan marlin yang berada di tengah bulatan taman merupakan icon kota Kinabalu. Kami menjalankan mobil perlahan dan berhenti di sebuah kedai kopitiam yang cukup ramai. Di dalam kedai terdapat beberapa gerobak makanan seperti pujasera kecil. Kami memesan sate ayam dan sate daging dengan harga RM 60 sen (+/- Rp 1980,-) per tusuk. Ternyata penjualnya pemuda asal Solo (jawa tengah) yang sudah lama tinggal di Kinabalu bahkan menikah dengan gadis setempat.

Mausan King durian lover

Hari semakin sore, kami memutuskan untuk pergi ke hotel. Kami menginap di Tune hotel yang bersebelahan dengan Novotel dan satu lokasi dengan 1Borneo mall. Perjalanan menuju hotel, kami melewati beberapa pedagang durian. Hmmm… sebagai pecinta durian kami tidak mungkin menolak untuk mencoba :-P Kami membeli satu buah durian “mausan king” dengan harga RM 50 (+/- Rp 165.000,-)

Kami tersenyum lebar. Duriannya uenaak. Teksturnya lembut, manisnya pas banget, dengan daging yang tebal, biji tipiiiss dan kecil. Mantaaap. Durian terenak yang pernah aku rasakan. Must try!

 

View from Tune hotel room at Kinabalu

Good morning Kinabalu

9 Mei 2013

Pagi yang cerah. Dari jendela kamar kami melihat pegunungan dan kabut yang perlahan memudar seiring dengan munculnya sinar matahari. Hari ini kami akan mengunjungi Kinabalu Park dan Poring hot spring.

 

the way to Kinabalu park and poring hot spring

Berbekal peta sederhana dan modal bertanya pada penduduk setempat, kami driving menuju Kinabalu park. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan gunung-gunung yang hijau dan asri. Jalanan sangat lebar dan mulus. Demen banget. Rada ngiri, kenapa di Indonesia jalanan tidak bisa semulus ini.

Catholic church in Kinabalu

Kami baru menyadari begitu banyak gereja Katolik di Kinabalu. Hampir setiap 2 - 5 KM perjalanan yang kami lalui terdapat petunjuk jalan menuju gereja Katolik. Bahkan di satu lokasi sering kami temui 2 atau 3 petunjuk arah menuju gereja Katolik.

 

Kinabalu park

Kinabalu park merupakan taman nasional yang dilindungi, dan pada tahun 2000 mendapat penghargaan situs warisan dunia dari UNESCO. Berlokasi 90 KM dari kota Kinabalu dengan ketinggian 1.585 Meter di atas permukaan laut. Entrance fee RM 15 (+/- Rp 49.500,-) 

Kinabalu Park Borneo

Kinabalu Park

Dari Kinabalu park kita bisa melihat gunung Kinabalu dari kejauhan. Saat kita melihat sekeliling, kita akan melihat indahnya pegunungan dan hijaunya pepohonan. Di dalam area taman nasional Kinabalu, terdapat lebih dari 4500 species flora dan fauna, termasuk lebih dari 300 burung dan 100 mamalia. Selain bersantai menikmati pemandangan, pengunjung juga bisa berkeliling masuk ke dalam hutan lindung dengan jalan kaki melewati jalan kayu yang dibuat khusus untuk pejalan kaki.

Kinabalu

Kami sampai di tempat bernama pondok Timpohon. Tempat dimana para pendaki memulai pendakian ke gunung Kinabalu. Alam yang masih natural dan taman nasional yang sangat terawat.

 

Beautiful valley in Kinabalu

Dari Kinabalu Park kami melanjutkan perjalanan menuju Poring hot spring. Selama perjalanan kami melewati pegunungan dan desa desa kecil yang cantik.

Kinabalu valley Borneo

Kinabalu valley

Poring hot spring Kinabalu

Sumber air panas ini terletak 40 KM dari Kinabalu park. Jika kita sudah memiliki tiket masuk ke Kinabalu park, maka memasuki area Poring hot spring tidak perlu membayar lagi. Di dalam area Poring hot spring kita bisa berendam di kolam air panas yang mengandung belerang, atau mengunjungi butterfly farm, orchid conservation center dan canopy walk.

Poring hot spring

Setelah makan siang kami memutuskan naik canopy walk. Entrance fee RM 15 (+/- Rp 49.500,-) per orang dan biaya membawa satu kamera RM 5 (+/- Rp 16.500,-).

the way to canopy walk

Untuk mencapai lokasi canopy walk, kami masih harus melewati jalanan mendaki +/- 1 KM. Kami melewati hutan yang asri dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Canopy walk

Terdapat 5 jembatan canopy dengan total panjang 175 M dan tinggi 43 M dari dasar hutan. Saat akan melalui jembatan, terdapat petugas yang menjaga dan mengatur giliran pengunjung yang akan melewati canopy. Pengalaman yang cukup seru. Tapi akan jadi pacu adrenalin untuk pengunjung yang takut ketinggian :)

Canopy walk Kinabalu

Canopy walk Kinabalu

 

Dairy farm in Kundasang village

Dairy farm bernama “Desa Cattle” berlokasi di Mesilau Plateau, Kundasang.  Peternakan di daerah pegunungan yang sangat cantik. Entrance fee RM 4 (+/- Rp  13.200,-).

Dairy farm Kundasang

Saat yang tepat untuk mengunjungi Desa Cattle adalah sore hari pada jam 3.00 PM karena saatnya pemerahan susu sapi. Sayang sekali kami datang sudah terlambat dan desa cattle shop sudah hampir tutup. Kami membeli sosis bakar dan susu segar. Yummy.

 

Back to Kinabalu city

Dari dairy farm kami melanjutkan perjalanan sampai di kota Ranau. Hari sudah semakin sore, kami memutuskan kembali ke kota Kinabalu. Karena inign melihat sisi lain dari Kinabalu, maka perjalanan pulang ini kami memilih rute jalan yang berbeda dengan saat kami berangkat. Jika berangkat kami melewati desa Tuaran (map dari A ke B), kali ini kami akan mencoba rute melewati desa Tambunan dan Penampang (map dari B ke C,D dan A).

Adventure road

Sepanjang perjalanan kami sudah merasa agak aneh. Kenapa banyak kendaraan mengambil jalur sebaliknya dengan kami. Kami berunding dan mulai ragu, tapi untuk berputar balik kami harus menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi. Tanggung. Maka kami tetap dengan rencana semula.

Lost in Borneo

Kami mulai melewati jalan yang menyempit. Kanan kiri kami hanya pegunungan dan hutan. Tidak ada satupun rumah penduduk. Tidak ada satupun mobil selain mobil kami. Terdapat beberapa papan bertuliskan “awas tanah longsor”  Kami mulai berdoa dalam hati.

Aku menyalakan lampu mobil dan melirik indikator bbm di mobil kami, seperempat. Semoga cukup. Akhirnya kami melewati beberapa rumah penduduk tapi tidak menemukan satupun kios bensin. Tidak berapa lama kami kembali melewati hutan. Perjalanan ini terasa panjang banget. Di manakah kami berada? Saat sampai di desa Tambunan kami agak lega, paling tidak kami berada di rute yang benar meskipun kami juga tidak menemukan kios bensin di sana. Kami terlalu tegang saat itu sampai lupa memfoto desa Tambunan :D Kami kembali memasuki hutan. Baru aku sadari jika kami hampir tidak bersuara di dalam mobil, maka iseng aku hentikan mobil sebentar dan mematikan lampu. Hehehe… Gila. Gelaaap gulita :-P

Follow your instinct

Malam semakin pekat. Kabut mulai turun membuat penglihatan kami hanya berjarak tidak lebih dari dua meter. Kecepatan mobil tidak lebih dari 20 KM per jam. Hhhhh jam berapa kami akan sampai di kota. Awas.. pelan-pelan…, merupakan kalimat yang sering terdengar malam itu :)  Kami jadi mengerti kenapa banyak mobil mengambil jalur sebaliknya dengan kami. Pelajaran berharga bagi kami, jangan abaikan kata hatimu ;)

 

Dangerously delicious ;)

Kami bersyukur telah selamat sampai di kota Kinabalu. Kami memutuskan makan malam di sea food market di jalan Tud Fuan Stephen. Kami memesan tiger prawn butter dengan harga RM 20 (+/- Rp 66.000,-). Hmm..  tadinya kami berpikir udang yang besar itu rasanya hambar. Ternyata kami salah. Tiger prawn butter bener-bener uenak! udangnya fresh, dagingnya terasa manis dan gurih, bahkan kaki-kaki udang terasa crispy dan enak. Bukan cuman udang, bumbu butternya juga enak. Entah mereka mencampur bumbu apa saja, yang jelas masakannya enaak. Mantaaap. Must try!!!

 

Jesselton Point

10 Mei 2013

Hari ke tiga di Kinabalu. Kami menikmati wisata kota. Kami mengunjungi Jesselton point, sebuah pelabuhan ferry yang cukup menarik dengan beberapa toko-toko kecil, café dan resto. Dari Jesselton point kita bisa naik perahu menuju beberapa pulau kecil di sekitar Kinabalu. Biasanya para tourist akan pergi dengan perahu ke pulau-pulau di pagi hari dan kembali ke kota saat sore hari.

Jesselton Point Kinabalu

 

St Michael Church

St Michael Church merupakan gereja Katolik tertua di Kinabalu. Bangunan gereja terdiri dari batu-batu utuh yang di susun menjadi tembok. Dibangun pada tahun 1936, Pembangunan sempat terhenti selama perang dunia ke dua dan dilanjutkan setelah perang selesai pada tahun 1947. 

St Michael Church

 

Kinabalu city Mosque

Masjid Kinabalu di bangun di atas lahan seluas 2.4 hektar dengan gaya arsitektur Islam kotemporer. Masjid terapung ini bisa menampung 9000 – 12.000 orang, memiliki menara setinggi 65.5 M. Saat bulan purnama masjid ini akan terlihat sangat indah dengan bias cahaya yang memantul di atas air.

Kinabalu city Mosque

 

Peak Nam Tong Temple Kinabalu

Peak nam tong temple merupakan salah satu dari dua kuil Budha di Kinabalu. Sayang sekali pengunjung tidak boleh masuk ke dalam pagoda. Pada saat perayaan Chinese new year, Peak nam tong temple akan ramai dengan lampion dan tarian barongsai selama enam hari berturut-turut.

Peak Nam Tong Temple Kinabalu

 

Rainy night in Kinabalu

Hujan mengguyur kota Kinabalu. Kami driving mengelilingi kota. Menikmati kota Kinabalu di malam hari, dan berakhir dengan makan malam di sea food market. Yach.. kami kembali menikmati tiger prawn ;) Kenapa ya makanan berkolestrol itu enak.. :D Lupakan kolestrol, ini malam terakhir kami di Kinabalu ;)

Good night Kinabalu

Good night Kinabalu

 

Rumah terbalik in Kinabalu

11 Mei 2013

Pagi ini kami mengunjungi “rumah terbalik” yang berlokasi di desa Tuaran. Rumah terbalik dibangun dengan gaya arsitektur tradisional rumah kampung Sabah, dengan perabotan rumah serba terbalik di dalamnya. Entrance fee RM 18 (non malaysian) +/- Rp 59.400,- per orang. Opening hour 7.00 AM – 7.00 PM.

Rumah terbalik at Kinabalu

Kami hanya boleh mengambil gambar di luar rumah. Selain rumah terbalik, terdapat taman terbalik, toilet terbalik dan  mobil terbalik. Semua asli dan dalam posisi terbalik. Cukup kreatif ;)

Rumah terbalik

 

Last day in Kinabalu

Dari rumah terbalik kami melihat peta dan pergi ke daerah Karambunai. Kami berkeliling dan sampai di daerah padang golf yang asri dan indah. Kami menghabiskan waktu beberapa saat di tempat ini, kemudian kembali ke kota Kinabalu untuk makan siang dan melanjutkan perjalanan ke Airport. Sore ini kami akan melanjutkan perjalanan ke kota Kuching. Kami menggunakan maskapai Airasia pk 3.30 PM. Good bye Kinabalu, I’ll be back someday ;)

0 comments:

Post a Comment