Pages

Search

Yangshuo

 

The world is a book and those who do not travel read only one page. – St. Augustine  -

 

One day tour from Guilin to Li River Yangshuo

24 December 2012

Good bye Guilin. Hari ini kami mengambil one day tour menyusuri sungai Li melalui travel agent di lobby hotel dengan biaya 180 RMB (+/- Rp 288.000,-) termasuk transportasi, Li River Bamboo raft, city tour in West street Yangshuo ‘n lunch. Kami check out dari hotel dan mengikuti tour dengan membawa ransel, karena saat tour berakhir di kota Yangshuo, kami tidak ikut kembali ke kota Guilin, tapi kami akan tinggal di Yangshuo selama tiga hari dua malam. 

Start point Yangdi Bamboo Rafting

Yangdi Pier

Setelah melalui perjalanan hampir satu jam, kami tiba di tempat bernama Yangdi Pier. Dari Yangdi kami akan naik bamboo raft menyusuri sungai Li sampai ke tempat bernama Xingping dan kembali lagi ke Yangdi. Jarak antara Yangdi dan Xingping +/- 30 KM. Maka kami akan mengarungi sungai Li pulang dan pergi sejauh +/- 60 KM.

Li River

Satu bamboo raft berisi empat orang. Kami satu rakit bersama sepasang tourist, yang pria berasal dari Italy dan istrinya dari Vietnam. Saat mengetahui kalau kami berasal dari Indonesia, mereka bercerita bahwa pada bulan yang lalu mereka pergi ke Indonesia. Yogyakarta, Bali, Kawah Ijen dan Gunung Bromo. Mereka bercerita bahwa perjalanan ke Kawah Ijen dan Gunung Bromo merupakan perjalanan paling berkesan dan pemandangan paling spectacular bagi mereka. Cool. Harus kami akui, alam di Indonesia memang sangat indah. Sayang sekali sarana transportasi umum dan fasilitas pariwisata di Indonesia tergolong kurang. Kami berharap pemerintah Indonesia lebih serius meningkatkan fasilitas pariwisata di Indonesia, dan masyarakat juga menjaga alam Indonesia dengan lebih baik.

Li River

Li River Bamboo rafting

Konon perjalanan menyusuri sungai Li dari Yangdi – Xingping merupakan penelusuran sungai Li dengan view terbaik. Bahkan terdapat spot di sungai Li (antara Yangdi – Xingping) yang menjadi background gambar pada mata uang 20 China Yuan.

Sepanjang perjalanan menyusuri Li River kami terkagum-kagum melihat pemandangan sungai, pegunungan dan tebing-tebing batu yang menjulang tinggi dengan indah dan gagah. Li River mengingatkan kami pada Tam Coc di Vietnam. Yang kami sayangkan dari perjalanan menyusuri Li River adalah bunyi mesin bamboo raft yang sedikit berisik. Pemandangan spectacular ini akan jadi sempurna jika kita lalui dengan tenang. Anyway, Li River is beautiful.

And I think to my self, what a wonderful world – Neil Amstrong -

 

Yulong Village Yangshuo

Dari Yangdi Pier kami melanjutkan perjalanan ke pusat kota Yangshuo. Kami mengambil optional tour ke Yulong River dengan biaya 50 RMB (+/- Rp 80.000,-) per orang. Peserta yang mengambil optional tour berhenti di Yulong Village. Peserta tour yang lain melanjutkan perjalanan ke West Street Yangshuo.

Yulong Village

Yulong Village merupakan desa kecil didekat Yulong River. Beberapa rumah penduduk masih terbuat dari tanah liat. Rumah dari tanah liat ini masih mereka huni hingga saat ini. Kami menyusuri jalanan desa dan berhenti disebuah kedai kecil. Pihak tour memberi kami pilihan makan siang berupa nasi goreng/mie goreng. Rasa masakannya lumayan enak.

 

Yulong River

Yulong river adalah anak sungai kecil dari aliran sungai Li. Pada bagian sungai yang dangkal kita bisa melihat kejernihan air sampai ke dasar sungai. Cool.

Yulong River in Yangshuo

Yulong river view from Dragon bridge

Yulong River

Bamboo raft in Yulong River

Menyusuri Yulong River terasa lebih tenang. Bamboo raft tidak menggunakan mesin. Tukang perahu mendorong rakit menggunakan tongkat dan menjalanan rakit dengan perlahan.

Dragon Bridge

Dragon Bridge in Yulong River

Dragon bridge merupakan bagian lengendaris dari Yulong River. Jembatan kuno ini sudah ada sejak lebih dari 600 tahun yang lalu. Jembatan batu dengan latar belakang pegunungan yang klasik dan unik. Konon Dragon bridge menjadi latar belakang pembuatan film “The Painted Veil” yang dibuat berdasarkan novel karya W.Somerset.Maugham.

 

Yangshuo Cormorant Fishing

Fisherman in Yangshuo

Saat menyusuri Yulong river, kami melihat nelayan yang menangkap ikan menggunakan burung Cormorant. Burung-burung ini sudah terlatih, mereka akan mencari ikan di dalam air, menangkap ikan dengan paruhnya yang tajam dan membawa ikan tersebut kepada sang nelayan. Konon tradisi memancing seperti ini sudah ada di China sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi memancing ini bahkan menjadi pertunjukan menarik saat acara Festival nelayan Xingping.

 

Mountain View Retreat Yangshuo

Traditional Chinese Resort

Kami bermalam di Mountain view retreat Yangshuo. Hotel dengan gaya tradisional China yang mengingatkan kami pada film-film silat jaman kuno. Suasana hotel yang sangat tenang dengan latar belakang pegunungan yang indah. Begitu sampai di hotel, kami segera berbenah dan bersiap untuk melihat pertunjukan Impression Sanjie Liu. Malam ini kami mengambil paket pertunjukan Sanjie Liu dari hotel dengan biaya RMB 180 ( Rp +/- 288.000,-) per orang dan transportasi pulang dan pergi ke lokasi show sebesar RMB 40 (+/- Rp 64.000,-).

 

Impression Sanjie Liu

Impression Sanjie Liu merupakan pertunjukan theater di alam terbuka dengan latar belakang pegunungan dan sungai Li sebagai panggungnya. Pertunjukan ini melibatkan 600 orang pemain dan dirancang oleh sutradara ternama Zhang Yimou (sutradara pembuat film The flower of war yang diperankan oleh Christian Bale).

Impression Sanjie Liu

Malam ini udara terasa dingin sekali. Kami duduk di bangku kayu yang terasa basah dan dingin. Yach baik pemain maupun penonton berada di alam terbuka, beratapkan bintang-bintang di langit :)

Pada awal pertunjukan semua lampu dipadamkan. Permainan cahaya mulai bermunculan dengan warna warni menarik dari balik bukit. Lagu mengalun lembut mengiringi munculnya para nelayan dengan sampan dan jaring-jaring, mereka menari-nari mengikuti irama lagu. Para penari yang lain bermunculan dengan pakaian berwarna-warni. Sebagian besar dari mereka menari dan menyanyi di atas sampan-sampan. Pertunjukan yang sangat menarik dan harus dilihat saat berada di Yangshuo. Cool !

 

Good morning Yangshuo

25 December 2012

Hari ke dua di Yangshuo. Pagi yang dingin. Suhu mencapai 8 derajat celcius.  Saat sarapan, pemilik hotel dengan ramah menyediakan arang panas sebagai penghangat kaki. Kami memilih traditional Chinese breakfast dan mendapat mie kuah, bubur dan mantau. Rasa masakannya enak dan gurih.

Our Breakfast

Bicycling in Yangshuo

Setelah sarapan, kami memutuskan mengelilingi kota Yangshuo. Kami menyewa sepeda tandem dari hotel dengan biaya RMB 30 (+/- Rp 48.000,-) per hari.

Kami bersepeda menyusuri pinggiran kota dan melewati jalanan desa yang indah. Yangshuo merupakan kota kecil yang sederhana dikelilingi oleh pengunungan yang indah. Yach kota ini benar-benar dikelilingi pegunungan. Sejauh mata memandang kita akan dihadapkan pada jajaran pegunungan yang indah dan gagah. Awesome.

Jalanan desa semakin sepi. Berdasarkan posisi pada peta, sepertinya kami sudah bersepeda sejauh +/- 20 KM. Sebaiknya kami berbalik arah dan pergi ke pusat kota.

City center in Yangshuo

Saat sampai di pusat kota, kami segera pergi menuju terminal bus. Kami membeli tiket sleeper bus untuk perjalanan besok malam menuju Shenzhen dengan biaya 150 RMB ( +/- Rp 240.000,-) per orang.

 

Last day in Yangshuo

26 December 2012

Hari terakhir kami di Yangshuo. Kami mendapat fasilitas late check out dari hotel. Seharian ini kami bersantai di hotel. Menyeduh teh China untuk menghangatkan badan. Nanti malam kami akan melanjutkan perjalanan menggunakan sleeper bus ke Shenzhen. Sleeper bus akan berangkat dari Yangshuo pada pk 7.30 PM dan diperkirakan akan sampai di kota Shenzhen pada pk 7.00 AM.

Chinese Tea

Sore ini kami check out dari hotel dan menggunakan shuttle dari hotel menuju West street yang berada di pusat kota dengan biaya RBM 20 (+.- Rp 32.000,-). Kami akan bersantai di area West street sambil menunggu jam keberangkatan kami ke Shenzhen. Lokasi terminal bus berdekatan dengan area West street.

West street Yangshuo

West street merupakan jalanan tertua di kota Yangshuo. Jalananan sepanjang 517 meter dan lebar 8 meter ini menjadi tempat favorite para tourist. Jalanan ini hanya untuk pejalan kaki. Di samping kanan dan kiri jalan terdapat café, bar, restaurant, souvenir shop, dan hostel.

Good bye Yangshuo

Gerimis mengguyur kota Yangshuo. Kami memutuskan makan malam di KFC. Kami memesan ayam, kentang dan hot chocolate. Cita rasa ayam KFC di China terasa lebih gurih dan berbumbu dibandingkan di Indonesia. Sambil menikmati hot chocolate, kami memandang titik-titik hujan dari jendela. Sebentar lagi kami akan meninggalkan tempat ini. Kota kecil yang memiliki tempat istimewa di hati kami.  Good bye Yangshuo, I’ll be back someday.