Pages

Search

White Christmas at Xiling snow mountain

 

Let's find some beautiful place to get lost…

Beautiful Christmas

24 December 2014

Kami pertama kali mengetahui tentang Xiling Snow Mountain dari majalah travel 360 dalam penerbangan Airasia. Sejak saat itu Xiling Snow Mountain menjadi salah satu target perjalanan yang ingin kami kunjungi. Kesempatan tersebut datang hari ini. Thank You God.

Xiling Snow Mountain berlokasi di Dayi County, sekitar 100 KM dari kota Chengdu. Gunung yang indah dengan puncak tertinggi mencapai 5365 meter dari permukaan laut. Saat musim dingin gunung akan tertutup oleh salju dan cuaca terdingin mencapai minus 10 derajat. Danau akan membeku dan salju tebal menjadikan Xiling Snow Mountain tempat yang menarik untuk bermain ski.

Cara paling mudah dan hemat untuk mencapai Xiling Snow Mountain dengan mode transportasi bus umum. Durasi perjalanan +/- 2.5 jam dengan biaya @ RMB 34 +/- Rp 71.400,- one way. ( Rute perjalanan Xinnanmen Bus Station – Xiling Snow Mountain ).

Saat sampai di entrace gate Xiling Snow Mountain, kita masih harus melanjutkan perjalanan menggunakan kereta gantung dan bus. Entrace fee @ 160 RMB dan round trip cable car @ RMB 80 total @ RMB 240 +/- Rp 504.000,-

Xiling Snow Mountain Sky Resort

Setelah naik cable car kami berganti mode transportasi dengan bus khusus. Bus berhenti tidak jauh dari area bermain ski. Tempat ini indah. Hamparan salju putih dengan background bangunan bergaya Eropa mempercantik suasana. Selain indah tempat ini juga mahal :-P Resort-resort di area ski mematok tarif sekitar dua juta semalam. Sebenarnya cukup menarik untuk mencoba bermain ski, tapi karena biaya yang mahal dan keterbatasan waktu yang kami miliki maka kami harus melewatkan kesempatan tersebut. Sore nanti kami harus segera kembali ke Chengdu.

Untuk mencapai puncak yang lebih tinggi kami masih harus naik cable car sekali lagi dengan biaya @ RMB 100 +/- Rp 210.000,- Tidak semua pengunjung melanjutkan perjalanan dengan cable car kedua ini. Kami memandang ketinggian gunung yang tertutup kabut. Sepertinya tinggi sekali, karena beberapa cable car hanya terlihat seperti bayangan kabur di ketinggian gunung. Seperti apakah pemandangan di atas sana… ? Let’s see… ;)

Cable car kali ini lebih kecil dan kami gunakan sendiri. Cable car mulai bergerak perlahan dan menanjak. Dingin. Hening. Kami seperti berada di negeri antah berantah. Carang-carang kering berbalut salju putih begitu artistik.  Sejauh mata memandang hamparan salju putih menjadi lanscape unik yang mempesona.

 

Tidak banyak yang bisa kami saksikan saat sampai di puncak. Beberapa rumah kayu seperti café atau resort sedang dalam tahap pembangunan. Justru pemandangan terbaik kami dapatkan sepanjang perjalanan di atas cable car.

Chengduuuu…..

Hari semakin sore. Kami mulai was-was. Apakah kami sempat ikut bus terakhir menuju Chengdu? Begitu turun dari cable car kami segera berlari kencang menuju tempat parkir bus. KOSONG…. dan satu-satunya bus yang kami temukan sedang bergerak turun. Kami berlari makin kencang dan berteriak sekuat tenaga…. Chengduuuuuu….. Bus berhenti. Kami mengatur nafas dan hanya mengucapkan satu kata pada sang sopir, Chengdu? Sang sopir menggelengkan kepala dan melanjutkan perjalanan. Kami diam dan lemas.

Seseorang mendekat dan berkata-kata dalam bahasa China yang tidak kami mengerti. Satu-satunya kalimat yang kami mengerti adalah Chengdu. Sepertinya dia sedang menawarkan transportasi menuju Chengdu. Pria paruh baya tersebut mengeluarkan kertas bertuliskan Chengdu dengan harga 100 RMB. Kami menunjuk harga tersebut dan menunjuk diri kami berdua. Dia menggeleng dan mengacungkan telunjuknya. Hah, mahal banget. Melihat situasi yang ada sepertinya banyak transportasi pribadi dengan rute menuju Chengdu. Kami lebih tenang dan terus aja berjalan dan pasang aksi jual mahal. Bapak tua tersebut terus mengoceh dan mengikuti langkah kami dan menunjuk sebuah mobil mini van yang sedang terparkir. Kami amati ternyata terdapat beberapa penumpang lain yang juga akan pergi ke Chengdu. Sepertinya perjalanan ini cukup aman.  Setelah tawar menawar, akhirnya kami sepakat membayar @ RMB 60 +/- Rp  126.000,-

Dicos

6.00 PM. Late Lunch or Dinner ?

Kami diturunkan disebuah stasiun bus. Keluar dari mobil kami disambut oleh angin kencang. Kami menggigil dan merasa sangat lapar. Mahklum, kami belum sempat makan siang. Kami segera memutuskan masuk ke Dicos. Dicos merupakan KFC’nya China. Kita bisa menemukan menu ayam dan burger ditempat ini. Kami memesan paket burger udang dengan kentang dan minuman. Disuguhkan hangat burger ini terasa enak sekali, mengingatkan kami dengan MOS Burger di Taiwan. Yummy.

Scam in Chengdu

Kami menemukan counter agent penjualan tiket kereta api tepat di samping Dicos. Kami memutuskan membeli tiket kereta api untuk tujuan dari kota Changsha ke Shanghai untuk tanggal 30 Desember 2014 (6 hari kemudian). Pria penjual tiket tidak bisa berbahasa Inggris tetapi dia mengangguk-angguk tanda mengerti maksud kami. Untuk lebih yakin kami sengaja menulis di kertas tujuan Changsa – Shanghai, 30 December 2014, 6.30 PM. Penjual tiket hanya melihat sekilas tulisan kami mengangguk-angguk dan memutar layar komputer meminta persetujuan untuk memesan tiket. Tulisan di layar komputer semua dalam aksara China. Kami menunjuk tulisan kami dan mengulang lagi tujuan kami berulang-ulang, Changsa to Shanghai? Penjual tiket mengangguk dan berkata “YES” sambil menunjuk-nunjuk jadwal keberangkatan. Tiket tercetak dan kami harus membayar @ RMB 225 +/- Rp 472.500,- Kami mulai curiga karena dari web yang kami baca tiket kereta dari Changsa ke Shanghai tidak semahal ini…?! Kami amati lagi tiket kereta yang kami pegang dan kaget banget saat menemukan tulisan kecil Chengdu – Shanghai… WHAT? Besok lusa kami akan melanjutkan perjalanan dengan Chengdu Airlines menuju Changsa, lalu tiket ini jadi useless. Kami segera protes kepada penjual tiket dan menunjukan tulisan kami tetapi dia tidak peduli. Akhirnya kami memanggil polisi yang juga tidak bisa berbahasa Inggris. Aaarrggg. Di tengah kegalauan kami seseorang mengajak kami bicara dalam bahasa Inggris. Setelah kami jelaskan duduk persoalannya, cewek baik hati ini berusaha menjelaskan kesalahan tersebut pada penjual tiket. Penjual tiket tanpa rasa bersalah hanya mengeleng-geleng dan acuh saja. Kami bahkan merelakan jika harus membayar biaya khusus untuk mengganti tiket tersebut dengan tujuan yang benar. Tetap tidak bisa. PENIPUUU. Dia tau pasti kalau sudah membaca tulisan kami. Dia bahkan berkata YES.

Rp 21.000,- yang menyusahkan

Tiket kereta api di China bisa kita beli dari counter agent penjualan tiket dengan tambahan @ RMB 5 +/- Rp 10.500,- Jadi dari tiket yang kami pesan penjual tiket mendapat fee total RMB 10 +/- Rp 21.000,- Kami mengelus dada menyadari jika orang ini rela menipu kami untuk hal ini??? Hhhhh. Bahkan tidak ada kata maaf keluar dari mulutnya, justru cewek yang membantu kami yang meminta maaf untuk semua yang sudah kami alami. Dia menjelaskan jika kami bisa menukarkan tiket tersebut dan menganti dengan tujuan yang benar tetapi hanya di stasiun kereta utama saja. Kami ucapkan terima kasih dan memintanya menuliskan dalam aksara China, nama stasiun kereta dan penjelasan untuk menukar tiket supaya kami tidak kesulitan berkomunikasi saat menukarkan tiket nanti.

Christmas Eve

Setelah semua kegalauan yang kami lalui, akhirnya kami terlambat sampai di gereja Cathedral of the Immaculate Conception. Misa sudah dimulai. Akhirnya kami hanya masuk untuk berdoa. Anyway, thank you God for everything You have done for us. Merry Christmas.

Christmas Eve

Cathedral of the Immaculate Conception in Chengdu

Frozen at Jiuzhaigou

 

My footprint in the snow

Take only memories, leave only footprints - Chief Seattle -

Jiuzhaigou Valley

22 December 2014, 8.00 AM

Muka kami memerah. Hidung kami berair. Tangan terasa kaku dan beku. Tapi kami tetap tersenyum dan penuh semangat. Ini merupakan pengalaman pertama kami melihat dan menyentuh salju :) welcome to Jiuzhaigou ;)

Jiuzhaigou Valley atau Jiuzhaigou Nationl Park berlokasi dibagian utara provinsi Sichuan. Merupakan bagian dari pegunungan Min Shan di tepi Tibet Himalaya Plateau dengan luas 72000 hektar dan puncak tertinggi sekitar 4500 meter dari permukaan laut.

Mengelilingi Jiuzhaigou national park bisa kita lalui dengan jalan kaki melalui trekking trail / walkway yang terbuat dari kayu yang cukup nyaman atau menggunakan shuttle bus yang akan berhenti di tiap spot menarik.

Saat musim dingin seperti saat ini sepertinya jalur trekking bukanlah pilihan yang tepat. Selain cuaca yang dingin beberapa jalur trekking juga ditutup karena salju tebal menutupi jalanan.

Entrance fee RMB 225 +/- Rp  472.500,-

Frozen Lake

Matahari mulai bersinar malu-malu, mencairkan salju yang jatuh  pada daun dan dahan pohon. Kami terpesona memandang landscape yang kontras antara putihnya salju dan hijaunya danau. Hasil dari berbagai review mengatakan, saat terbaik mengunjungi Jiuzhaigou adalah saat musim gugur pada akhir September hingga pertengahan Oktober. Tetapi tiap musim akan menyuguhkan keindahan tersendiri.

Lembah-lembah, air terjun dan danau yang sangat jernih dan indah ini menjadi magnet yang menarik wisatawan dari berbagai belahan bumi. Rata-rata terdapat ribuan pengunjung setiap harinya. Hal ini sedikit mengurangi kemagisan alam yang hening. Jika memiliki waktu cukup panjang pasti lebih menarik jika menyusuri Jiuzhaigou park sendiri tanpa mengikuti arus turis.

Wuhua Hai Lake

Danau Wuhua Hai merupakan danau terunik dan tercantik diantara 118 danau yang terdapat di Jiuzhaigou. Danau yang sangat jernih dan memukau ini memiliki gradasi warna yang unik. Warna-warna tersebut setiap saat bisa berubah tergantung dari jumlah kandungan mineral yang terdapat pada air danau. Jika kandungan mineral tinggi maka air danau akan berubah menjadi hijau zamrud atau kuning, dan jika kandungan mineral rendah maka air danau menjadi hijau gelap atau biru. Amazing.

Setidaknya dibutuhkan waktu satu hari penuh untuk mengelilingi Jiuzhaigou Park. Saran kami, datanglah sepagi mungkin dan ambilah rute awal yang terjauh. Persiapkan bekal makan siang atau membeli makan siang di kedai-kedai kecil di dalam park yang menjual menu sangat terbatas seperti mie cup/sosis/jagung rebus dan minuman dengan harga yang relatif lebih mahal.

8 KM !

Dari pintu masuk Jiuzhaigou Park kami memutuskan jalan kaki kembali ke hotel (Cecilia Homestay). Kami jalan kaki perlahan sambil menikmati pemandangan dan sesekali berhenti untuk mengambil beberapa foto. Apakah karena kami jalan perlahan maka perjalanan ini terasa lama sekali tidak sampai-sampai ke tujuan? Padahal tadi pagi saat berangkat menggunakan taxi dari hotel ke Jiuzhaiguo Park sepertinya perjalanan tidaklah sejauh ini. Yach kan pake taxi :-p Karena penasaran kami sudah menempuh jarak berapa jauh, maka kami segera searching, wow ternyata kami sudah jalan kaki sejauh 8 KM.

Jiuzhaigou city

Sayur termahal

Kami makan malam di resto dekat hotel. Bukan hal baru jika kami menemukan menu-menu resto semua tertulis dalam aksara China. Akhirnya kami main tunjuk-tunjuk menu yang ada di meja tetangga dan dari gambar yang menempel pada dinding :D Well, menu sederhana seperti yang ada pada gambar di bawah ini… weleh, sayur seharga 35 RMB atau Rp 70.000,-  Meskipun masakannya terasa gurih dan enak tapi tetap aja kami merasa terlalu mahal.

Dinner @ Jiuzhaigou

Salju oh salju…

Menurut rencana seharusnya besok kami melanjutkan perjalanan ke Huanglong Scenic Valley dan bermalam di kota Songpan. Tetapi saat musim dingin, Huanglong Scenic Valley diselimuti salju tebal, maka tidak ada jadwal bus menuju Huanglong. Alternatif lain, kami tetap bisa pergi ke Huanglong dengan menyewa kendaraan pribadi dan dilanjutkan dengan berkuda. Yang pasti, kami akan melalui medan yang tidak mudah dan semua itu membutuhkan biaya mahal dan diluar budget kami. So, kami harus merelakan berubah rencana dan kembali ke kota Chengdu.

Good night Jiuzhaigou

Malam semakin larut. Udara dingin makin menusuk tulang. Penghangat ruangan di kamar hotel sudah kami setting dengan maksimal. Tetep aja dingin, gila. Kami masuk ke dalam selimut listrik dan enggan untuk bergeming. Kami harus segera recharge energy. Besok kami masih harus menempuh perjalanan 12 jam menggunakan bus menuju Chengdu. Good night Jiuzhaigou… I’ll be back someday !

Taitung

 

One’s destination is never a place, but a new way of seeing things

– Henry Miller -

Welcome to Taitung

22 July 2014, 2.05 PM

Hujan gerimis menyambut kedatangan kami di kota Taitung. Suasana stasiun kereta api Taitung lebih berwarna dibandingkan stasiun kereta api Hualien. Warna warni gambar balon udara mewarnai dinding-dinding stasiun dan gerbong kereta api.

Sejak tahun 2011, setiap tahunnya “festival balloon udara” diselenggarakan di Luye Gaotai Taitung pada pertengahan Juli sampai awal Agustus. Yach, festival balon udara merupakan salah satu alasan kami mengunjungi kota Taitung.

Typhoon Matmo

Keluar dari stasiun, kami segera menuju counter tourist center dan mendapat informasi bahwa typhoon matmo akan melewati kota Taitung dan hampir diseluruh wilayah Taiwan. Tepatnya selama dua hari. Hhhh dan kami menginap di kota Taitung hanya dua malam. Arrrrgggh… Lupakan festival balloon udara. Mereka menghimbau kami untuk tidak berada diluar hotel :(

Hujan semakin deras. Mendung semakin pekat. Sepertinya mode transportasi ala backpacker alias bus harus kami lewatkan. Kami menunjukan lembaran booking hotel pada sopir taxi yang sepakat mengantar kami ke hotel dengan biaya NT 250 +/- Rp 100.000,-  (kami menginap di Yes Hotel Taitung).

Typhoon oh typhoon

Hujan mulai mereda, tetapi angin kencang semakin menjadi-jadi. Pohon-pohon meliuk-liuk seiring hembusan angin. Jalanan terlihat lenggang, tetapi masih terlihat beberapa kendaraan dan beberapa pejalan kaki. Sepertinya tidak masalah jika kami pergi disekitar hotel. Well kami segera mengeluarkan payung dan mulai menelusuri jalanan yang basah. Wow wow wow, ini merupakan pengalaman typhoon pertama bagi kami. Bayangin, tubuh segede ini bisa terdorong angin. Payung yang kami gunakan memberontak dan nyaris terbang.

Angin kencang dan hujan yang deras makin tidak dapat ditoleransi. Di samping kami seorang wanita juga berusaha mengendalikan payungnya dan tertawa ramah ke arah kami dan mengatakan sesuatu dalam bahasa Taiwan yang tidak kami mengerti. Saat mengetahui jika kami turis asing, dia menjelaskan berbahaya berada di jalanan saat cuaca seperrti ini dan menawarkan tumpangan kepada kami. Nice. Kami ikut masuk ke dalam mobil dan memutuskan berhenti disebuah rumah makan dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari hotel supaya kami tidak susah saat harus kembali ke hotel.

Mie Bakwan

Hujan. Dingin. Mie bakwan ini terasa enak banget, mungkin juga karena kami sudah kelaparan :-P by the way, memang gurih dan enak. Kami membayar @ 60 NT +/- Rp 24.000,- per porsi.

Mie Bakwan in Taitung

Delicious cake

Hujan mulai reda. Kami berjalan perlahan menyusuri jalanan kota Taitung dan berhenti disebuah toko kue bernama “donutes coffee shop”. Cool, kue-kue di Taiwan dibentuk dengan berbagai variasi, cantik, lucu dan unik.

Disuguhkan di dalam pot bunga kecil, kue ini berisi serpihan lembut oreo dan daun mint yang mirip seperti tanaman di dalam pot.

I’m blessed, 22 July 2014, pk 4.58 PM…. Kue tart kecil ini dibungkus dengan kemasan yang cantik... Lekker b’day tart:) Thank you God, I’m blessed…

Birthdays give us the opportunities to stop and appreciate all the beautiful things we have been blessed with.

Last day in Taitung

23 July 2014

Hujan deras mengguyur Taitung sepanjang hari. Kami baru bisa keluar hotel di siang hari. Kami berjalan menuju Showtime shopping mall yang berlokasi tidak jauh dari hotel kami. Mall yang tidak begitu besar, hanya terdapat beberapa butik dan resto, so kami tidak membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk berkeliling dan memutuskan menonton film “maleficent” dengan biaya @ NT 260 +/- Rp 104.000,-

Pasar buah di Hualien

 

Rose fruit

Selesai menonton bioskop kami berjalan kaki tanpa tujuan. Berkeliling melewati pasar buah dan membeli buah jambu air seharga NT 62 +/- Rp 25.000,- per biji. Rasanya muanis dan renyah. Buah disini benar-benar menarik, sempat pengen beli srikaya segede melon… hhh tapi batal dech, harganya per buah NT 400 +/- Rp 160.000,-

Hari semakin malam. Kami memutuskan kembali ke hotel. Besok kami akan melanjutkan perjalanan ke Kaohsiung. Good night Taitung…

Hualien

 

My favorite thing is to go where I ‘ve never been – Diane Arbus -

Welcome to Hualien

20 July 2014, 5.10 PM

Cuaca cerah menyambut kedatangan kami di Hualien. Kota kecil yang sejuk dan indah dengan latar belakang pegunungan dan pemandangan laut samudra pacific. Kota ini mengingatkan kami pada kota Malang di Indonesia. Tetapi Hualien lebih tenang, bersih dan teratur. Nice city.

Hualien

Hualien city view

Udara sejuk dan wajah kota yang nyaman ini membuat kami memilih untuk berjalan kaki menuju hotel. Kami menginap di Culinnan Hotel Hualien. Kami menyusuri jalanan kota dan berhenti penuh minat di depan sebuah café kecil bernama MOS Burger.

MOS Burger

Burger ala Jepang. Menu burger di tempat ini sangat bervariasi. Kami mencoba burger udang. Hmm, burger disuguhkan hangat, roti burgernya terasa empuk, berpadu dengan isi udang yang crispy, sayur yang segar dan mayonaise. Enak banget. Must try. Shrimp burger price @ 75 NT +/- Rp 30.000,-

MOS Burger in Hualien

MOS Burger in Hualien

Stinky tofu

Malam ini kami berjalan-jalan disekitar hotel. Kami mencoba stinky tofu dan mie di sebuah depot kecil tidak jauh dari hotel. Hmm…jangan dicium ya, bau stinky tofu ( tahu busuk ) ini memang menyengat sekali, saran kami pilih yang goreng jangan yang rebus. Rasanya enak, kering gurih, kecut… yach, must try kalau sudah di Taiwan ;) oya mienya juga enak.

 

 

Taroko Gorge

21 July 2014 

Taroko adalah sebuah kata yang berasal dari penduduk asli suku Truku yang berarti “megah dan indah”. Yup, kami setuju dengan kalimat megah dan indah.  Pegunungan dengan tebing-tebing  marmer dan ngarai sungai ini begitu indah. Jalanan lebar menembus gunung dan menyempit mengikuti kontur alam yang berbukit memberi pengalaman tersendiri. Taroko Gorge mendapat julukan ngarai paling spektakular di dunia dengan tebing sepanjang 20 KM.

Berlokasi sekitar 15 KM di sebelah utara kota Hualien, Taroko Gorge bisa dicapai dengan mengendarai mobil +/- 40 menit. Terdapat beberapa pilihan transportasi untuk mencapai Taroko Gorge, pilihan termurah dengan menyewa motor +/- 500 NT / hari +/- Rp 200.000,- atau dengan menyewa taxi +/- 2000 NT +/- Rp 800.000,- Hari ini kami memilih mengambil paket one day tour to Taroko Gorge. Paket one day tour meliputi transport and lunch @ 1000 NT +/- Rp 400.000,-

Look at the clear and turquois water

Tebing yang menjulang tinggi dengan puncak tertinggi 3400 meter dari permukaan laut, kejernihan air sungai berwarna biru kehijauan dengan formasi batu-batu yang menyebar dengan unik berpadu dengan pohon-pohon yang begitu asri hanya mewakili satu kata, amazing.

Kami berhenti disebuah persimpangan jalan kecil. Di depan kami terdapat papan petunjuk arah bernama Lushui trail. Tour guide menyarankan kami berjalan mengikuti jalan setapak masuk ke dalam hutan dan akan menjemput kami di bagian ujung jalan yang lain.

Lushui Trail and oak tree

Lushui trail merupakan bagian dari Old Cross - Hehuan Mountain Road yang bersejarah. Konon kondisi jalanan ini hampir sama persis seperti pada jaman Jepang tahun 1895 – 1945. Jalur hiking ini sangat terawat dengan jalanan yang tidak begitu menanjak dan cenderung datar. Kami berjalan melewati jalan setapak di sisi tebing dan menikmati pemandangan lembah sungai Liwu dengan pohon Oak yang sangat langka dan terkenal di Taiwan.

Simple lunch

Dari Lushui Trail kami berhenti untuk makan siang.  Pilihan makan siang hanya terdapat dua macam, set menu babi atau ayam. Kami mengambil paket set ayam. Rasa masakannya cukup enak dan gurih.

Lunch @ Taroko Gorge

Eternal Spring Shrine

Perhentian kami berikutnya adalah  Eternal spring shrine. Sebuah kuil yang dibangun untuk memperingati para pekerja yang telah kehilangan nyawa selama pembangunan jalan.

Eternal Spring Shrine

Eternal spring shrine

The way to Eternal Spring Shrine

Beberapa kali kami melewati terowongan-terowongan dengan jalan yang berliku. Sepanjang perjalanan tebing-tebing gunung dan ngarai sungai mengelilingi kami. Setelah melalui perjalanan sekitar 30 menit, kami sampai di Qingshui cliff.

Qingshui Cliff in Hualien

Qingshui Cliff

Qingshui cliff berlokasi disepanjang jalan antara Heping dan Chongde station. Tebing curam dengan ketinggian sekitar 1000 M dengan kemiringan secara vertical menuju laut yang sangat indah. Gradasi warna air laut membuat keindahan ini menjadi sempurna.

Qingshui Cliff

Qingshui Cliff

Qixingtan beach

Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Qixingtan beach. Berlokasi di ujung utara kota Hualien pantai ini memiliki batu-batu kerikil yang unik disepanjang pesisir pantai.

Qixingtan beachChishingtan beach

Batu-batu kerikil di Qixingtan beach

Kami bersantai agak lama di pantai. Sayang sekali pantai ini tidak untuk berenang. Beberapa orang hanya bersantai memandang pantai, atau sekedar membasahi kaki di pinggiran pantai.

Qixingtan beachQixingtan beach Hualien

Bicycling  in Hualien

Sore ini kami bersepeda mengelilingi kota Hualien dan berhenti di pesisir pantai menikmati matahari terbenam. Kota yang sangat menyenangkan dikelilingi oleh pegunungan dan laut yang indah.

Salah satu yang menarik di Taiwan adalah buah-buah yang segar dan besar. Buah semangka disini besar banget. Kami melihat beberapa penduduk lokal membeli buah semangka, penjual buah akan memotong semangka menjadi beberapa bagian, dan menyuguhkannya pada nampan panjang. Sebenarnya kami tertarik untuk mencoba, tapi ukuran yang besar ini juga jadi masalah bagi kami, gimana ngabisinnya :-P akhirnya kami tidak jadi membeli dan hanya mengabil foto saja.

Giant Watermelon

Night market in Hualien

Tidak lengkap jika ke Taiwan tapi tidak berkunjung ke night market. Berbeda dengan night market di negara lain, di sini kita akan bertemu dengan wajah-wajah mirip Tomingse sedang memasak seperti foto di atas, sempat kepikir ini keringatnya kalau menetes ke panggangan bisa tambah sedap.. hehe

Beef Steak ‘n BBQ ala Taiwan

Beberapa review yang kami baca merekomendasikan menu steak di night market. Maka kami segera memilih tempat duduk di sebuah stand steak yang sangat ramai pengunjung. Kesulitan terjadi saat memesan menu, semua tertulis dalam tulisan Taiwan dan tidak seorangpun bisa berbahasa Inggris. Mereka susah menentukan steak apa yang kami inginkan, Tidak habis akal kami membuka internet dan menunjukan gambar sapi…:-P saran kami, persiapkan beberapa gambar dalam galery foto kita untuk memudahkan kita saat berpergian ;)

Berbeda dengan steak pada umumnya yang disuguhkan dengan kentang dan sayur, steak Taiwan disuguhkan dengan mie dan telur mata sapi setengah matang. Rasanya enak, cuman sedikit bingung, lagi makan steak atau spaghetti ya hehe :-P

Good night Hualien

Malam ini merupakan malam terakhir kami di Hualien. Dari night market kami memutuskan pulang ke hotel. Besok kami akan melanjutkan perjalanan ke Taitung menggunakan kereta dengan biaya @ NT 343 +/- Rp 137.200,- dan durasi perjalanan +/- 1 jam 40 menit. Good night Hualien…

Yehliu Geopark

Keep Calm and Travel On

First day in Taiwan

19 July 2014,  10.30 PM

Pesawat kami mendarat pk 10.30 PM. Malam ini kami memutuskan bermalam di Airport. Menurut kami Taoyuan International Airport Taipei cukup menyenangkan, terdapat fasilitas free hot shower lengkap dengan sabun dan shampoo (berlokasi di area pengambilan bagasi), free wifi dan beberapa sofa empuk untuk beristirahat ;) Two thumbs up.

Yehliu Geopark

20 July 2014

Pagi yang cerah. Pagi ini kami akan mengunjungi Yehliu Geopark. Dari airport kami naik bus Kuo Kuang tujuan Taipei Main Station dengan biaya 125 NT +/- Rp 50.000,-  Jarak dari airport ke pusat kota +/- 40 KM dan lama perjalanan +/- 45 menit.

Jam masih menunjukkan pk 6.30 AM. Suasana Taipei Main Station masih sepi. Kami terus berjalan mencari lokasi  Taipei West bus terminal A. Terminal bus kecil yang cukup teratur. Kami membeli tiket bus Kuo Kuang 1815 jurusan Yehliu Geopark dengan biaya one way 96 NT +/- Rp 38.400,- (perjalanan +/- 1.5 jam).

Sebelum naik bus sebaiknya kita memberitahu sopir bus jika kita akan turun di Yehliu Geopark, karena bus hanya menurunkan penumpang di jalan utama, bukan tepat di lokasi wisata. Kami masih harus berjalan kaki +/- 15 menit untuk sampai di entrace gate Yehliu Geopark. Entrance fee 80 NT +/- Rp 32.000,-

Yehliu Geopark Taiwan

Yehliu Geopark

Yehliu Geopark merupakan semenanjung sepanjang 1.700 meter menjorok ke arah laut. Berlokasi di kota Wanli. Kota kecil antara Taipei dan Keelung. Saat memasuki area Yehliu Geopark kita akan melihat formasi bebatuan yang sangat unik dengan landscape laut Yehliu.

Yehliu Geopark 1

Rocks in Yehliu Geopark

Formasi batu-batu yang sangat unik, menarik dan tidak biasa ini terpengaruh oleh ekologi alam antara matahari, hujan, angin dan erosi oleh air laut yang mengikis bebatuan menjadi pahatan alam yang indah.

Yehliu Geopark 2

Taiwan’s Mango VS Indonesia’s Mango

Berhadapan dengan pintu masuk Yehliu Geopark terdapat beberapa penjual buah. Mencoba aneka buah saat travelling merupakan salah satu kegemaran kami. Tapi sepertinya tidak untuk buah yang satu ini :-P karena harga termurah untuk satu buah mangga 150 NT +/- Rp 60.000,- bayangkan, di Indonesia kita bisa mendapat 5-6 buah mangga dengan harga yang sama ;)

Seafood lover

Disepanjang jalan dari arah pantai Yehliu menuju jalan utama terdapat banyak kedai-kedai seafood. Sepertinya seafood merupakan menu andalan kota Wanli. Mengikuti insting, kami memilih makan siang di salah satu kedai seafood.

Meskipun papan nama tertulis dalam aksara China, tapi buku menu masih ada keterangan dalam bahasa Inggris. Kami memesan udang goreng bawang putih dan nasi goreng salmon. Wow, meskipun masakan belum terhidang di meja, tapi bau harumnya sudah menyebar ke seluruh ruangan. Well, kami  tidak salah memilih tempat makan, rasa masakannya gurih dan enak. Udang dan salmonnya juga fresh. Mantap. Untuk makan siang ini kami membayar NT 350 +/- Rp 140.000,-

Far East Tone telecommunication

Dari Yehliu kami menggunakan bus 1815 kembali ke Taipei. Dari Taipei kami akan melanjutkan perjalanan ke Hualien. Begitu sampai Taipei,  kami membeli kartu unlimited internet Far East Tone ( berlaku 10 hari ) dengan harga 650 NT +/- Rp 260.000,- Solusi hemat, karena dengan menjadikan sim card tersebut sebagai wifi, maka tiga gadget kami semuanya bisa aktif ;)

Train to Hualien

Transportasi kereta api di Taiwan terbagi menjadi dua, pada sisi barat Taiwan terdapat kereta biasa dan kereta cepat ( HSR ) sedangkan pada sisi timur terdapat kereta biasa saja. Hualien berlokasi di sisi timur Taiwan dengan jarak +/- 178 KM dari Taipei dengan lama perjalanan +/- 2 Jam. Harga tiket kereta 440 NT +/- Rp 176.000,- per orang.

Train from Taipei to Hualien

Kereta api di Taiwan hampir selalu tepat waktu. Kereta hanya berhenti +/- 2 menit pada setiap stasiun perhentian untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Kereta memiliki dudukan yang empuk, bersih dan sejuk. Nyaman.com.

The way to Hualien

Sepanjang perjalanan ke Hualien, kami melihat pemandangan gunung-gunung dan pantai dari jendela kereta. Kesan pertama kami tentang Taiwan cukup menyenangkan ;) Jam menunjukkan pk 3.30 PM, menurut jadwal pk 5.25 PM kami akan sampai di kota Hualien. Hualien I’m coming :D

 

Hong Kong

 

To travel is worth any cost or sacrifice  - Elizabeth Gilbert -

Welcome to Hong Kong

28 December 2012

Hong Kong berlokasi 60 KM di sebelah timur Macau dan di sebelah utara Shenzhen, terbagi menjadi tiga bagian kepulauan besar antara lain, Hong Kong Island, Kowloon Island dan Lantau Island. Transportasi antar pulau bisa kita lalui dengan menyeberang menggunakan boat / kapal ferry, MTR ( Mass Transit Railway ) atau Taxi.

Jalur penyeberangan antar pulau ini memiliki terowongan baja di bawah air, masing-masing untuk kendaraan pribadi/taxi, dan untuk jalur MTR. Saat menggunakan MTR dan melewati jalur penyeberangan ini, kita harus membayar lebih mahal sekitar empat kali lipat dibandingkan jika menyeberang dengan boat.

Hong Kong

Hong Kong

Begitu melewati Imigrasi Hong Kong, kami segera membeli Octopus Card seharga HKD 150 +/-  Rp 195.000,- dengan deposit kartu HKD 50 dan saldo HKD 100. Kartu Octopus card ini bisa digunakan sebagai alat pembayaran, mulai dari transportasi maupun belanja, tetapi kami focus menggunakannya untuk transportasi. Kami menggunakan MTR dari Lo Wu station ( Kowloon Island ) menuju Ibis hotel Central and Sheung Wan ( Hong Kong Island ) dan berhenti di Central station yang berlokasi tidak jauh dari hotel kami.

Accommodation in Hong Kong

Hong Kong termasuk salah satu negara asia dengan biaya hidup dan akomodasi yang terhitung mahal. Selain mahal, hotel di Hong Kong pada umumnya memiliki kamar yang kecil. Jika kita ingin berhemat sebaiknya memanfaatkan promo ( Check website hotel ). Kami mendapat tarif promo @ Rp 900.000 semalam tanpa breakfast di hotel Ibis dengan memesannya jauh hari. Mahal? Yach dengan harga tersebut, untuk standard kamar seperti yang kami dapatkan tergolong murah. Apalagi saat ini termasuk high season. Beberapa apartemen milik penduduk juga mematok harga yang sama bahkan lebih mahal.

Ibis hotel Central and Sheung Wan

Tram in Hong Kong Island

Tram double decker di Hong Kong Island memberikan warna dan keunikan yang khas bagi Hong Kong. Tram tersebut sudah ada sejak tahun 1904 dan masih beroperasi hingga saat ini. Penduduk lokal menyebut tram tersebut dengan nama Ding-ding tram.

Tram in Hong Kong Island

Sore ini kami berwisata keliling kota menggunakan tram. Kami sangat menikmati menelusuri pelosok Hong Kong dari ketinggian tram. Saran kami, pilih tempat duduk di lantai dua dan di samping jendela untuk melihat pemandangan kota dengan maksimal. Sekali naik tram kita harus membayar seharga HKD 2.3 +/- Rp 2.990,- sekali naik dan tidak peduli sejauh mana tujuan kita.

City view in Hong Kong

Raining morning

29 December 2012

Hujan di pagi hari. Pagi ini kami pergi ke Nathan Road, Tsim Sha Tsui, Kowloon Island. Nathan Road merupakan jalan utama di Kowloon dengan panjang total 3.6 KM. Disepanjang jalan Nathan Road ini terdapat beberapa pertokoan dan shopping mall antara lain  iSquare mall, Park Lane shopper’s boulevard. Miramar shopping centre,dll. Tempat ini merupakan tujuan favorite para  pecinta shopping ;)

Lunch at Monster Sushi iSquare

Siang ini kami memutuskan lunch di iSquare mall. Setelah mengelilingi beberapa resto, kami memilih makan siang di Monster Sushi. Sepertinya resto dengan nama monster selalu berhasil menarik perhatian kami :-P seperti saat ke Macau, kami memilih resto bernama Curry Monster :)

Monster Sushi iSquare

Delicious Sushi

Kami memesan beberapa macam sushi, Japanese style beef udon, baked oyster and mushrooms, dan cake ice cream sebagai penutup. Yummy, sushinya enak, masakannya gurih.  Satu lagi, rasa cakenya…. hmmm lembut dengan manis yang pas. Benar-benar sensasi rasa yang memanjakan lidah. Well, untuk makan siang kali ini kami harus merogoh kocek sebesar Rp 390.000,- dan mendapat voucher sebesar HKD 100 +/- Rp 130.000,- yang dapat kami pergunakan untuk pembelian berikutnya, dengan syarat di atas jam 9.30 PM.

Victoria Harbour

Berlokasi diantara Hongkong Island dan Kowloon Island, Victoria Harbour menyajikan landscape yang indah dan menarik. Background gedung-gedung tinggi membuat pemandangan menjadi lebih spectacular.

Hong Kong Island view from The Avenue of star

Victoria Harbour

Banyak review yang mengatakan, tempat terbaik menikmati keindahan Victoria Harbour adalah The avenue of star yang berlokasi di Tsim Sha Tsui waterfront prominade, Kowloon Island. ( Gunakan MTR East Tsim Sha Tsui dan keluar di exit J ).

The avenue of star

The Avenue of star dibuka untuk public pada April 2004 sebagai bentuk penghargaan bagi dunia artis / film Hong Kong. Jalanan sepanjang 400 M disepanjang garis pantai ini didesign berdasarkan walk of fame di Hollywood, Amerika Serikat.

Disepanjang jalanan Avenue of star, terdapat lebih dari 100 plakat dengan cap tangan dan tanda tangan artis-artis Hong Kong pada masa lalu dan masa sekarang.

Bruce Lee’s statue

Icon favorite di Avenue of star adalah patung Bruce Lee setinggi 2.5 M dengan latar belakang Hong Kong Island. Cool ;)

The Avenue of Star at night

Malam ini kami sudah bersiap-siap diantara kerumunan pengunjung untuk menyaksikan The Symphony of Lights. Sebuah pertunjukan sinar laser diiringi alunan music yang spectacular. Pertunjukan berlangsung setiap hari pada pk 8.00 PM, dengan durasi pertunjukan selama 15 menit.

The Symphony of lights

Why…

Hujan deras mengguyur Hong Kong. Pertunjukan The symphony of lights hanya berlangsung tidak lebih dari dua menit dan berhenti karena hujan semakin deras. Yach kami sedang tidak beruntung :(

Good night Hong Kong

Malam semakin larut. Udara semakin dingin. Hujan deras berganti dengan gerimis. Kami berkeliling seputar Nathan road, Tsim Sha Tsui hingga tengah malam. Time to take a rest. Good night Hong Kong.

The way to The Peak

30 December 2012

Pagi ini kami berencana pergi ke The Peak. Dalam perjalanan menuju The Peak Tram terminus yang berlokasi di Garden road, kami melihat St John’s Cathedral dan memutuskan mengikuti misa terlebih dahulu. St John’s Cathedral merupakan gereja Katolik tertua di Hong Kong. Selesai dibangun pada tahun 1849 dan diperbesar pada tahun 1865.

 

St John’s Cathedral

Victoria Peak

Victoria Peak atau terkenal dengan sebutan The Peak, merupakan gunung dengan ketinggian 552 M dari permukaan laut. The Peak merupakan puncak tertinggi di Hong Kong Island. Untuk mencapai The Peak, pengunjung memiliki beberapa pilihan transportasi seperti taxi, bus atau kereta (The Peak Tram).

Queue at the entrance to The Peak Tram

The Peak Tram merupakan pilihan favorite bagi turis. Maka tidak heran jika antrian pengunjung begitu panjang. Kami berencana menuju The Peak menggunakan kereta dan pulang menggunakan bus. The Peak Tram schedule : 7.00 AM – 12.00 midnight. Single ticket The Peak Tram + Sky terrace 428, HKD 53 +/- Rp 68.900,-

The Peak Tram

Kereta ini sudah beroperasi sejak tahun 1888 dan beroperasi dengan baik hingga saat ini. Kursi kereta api terbuat dari kayu. Perjalanan menggunakan kereta kami tempuh sekitar tujuh menit dengan jarak tempuh 1.4 KM. 1.4 KM dengan pemandangan gunung yang indah ;)

Victoria Peak Tower

Kereta berhenti di Victoria Peak Tower. Di dalam Peak tower terdapat souvenir shopping, café and resto, Madam Tussaud’s wax museum, Sky terrace 428.

Victoria Peak Tower

Victoria Peak Tower

Sky Terrace 428

Sky Terrace 428 merupakan puncak tertinggi di Peak Tower. Berdiri di atas teras terbuka, diketinggian 428 M di atas permukaan laut ini, kami disuguhi pemandangan kota dan Victoria Harbour yang sangat mempesona. Cool. Suatu saat jika kami memiliki kesempatan ke tempat ini lagi, kami akan mengunjunginya di malam hari ;)

Sky terrace Hong Kong

Victoria Harbour view from the Sky terrace 428

Dari The Peak, kami pergi ke Ibis hotel untuk mengambil ransel yang kami titipkan saat check out dari hotel. Hari ini kami akan bermalam di HomyInn hotel, Tsim Sha Tsui, Kowloon Island.

Ladies Market

Liburan ke Hong Kong belumlah lengkap tanpa mengunjungi Ladies market. Ladies Market merupakan pertokoan dan kios-kios di sepanjang jalan Tung Choi, Mong Kok. Jalanan ini hanya dikhususkan bagi pejalan kaki. Berbagai kebutuhan di jual di tempat ini, baju, tas, sepatu, kosmetik, jam tangan, aksesoris dll. Seperti kebanyakan berbelanja di pasar malam, kita harus punya jurus andalan yaitu pandai menawar :)

Time goes fly

31 December 2012

Pagi yang cerah. Tidak terasa liburan kami sudah hampir berakhir. Besok kami harus pulang, welcome to the real world, back to work :)  Hari ini kami memutuskan pergi ke Ngong Ping Village di Lantau Island. Untuk mencapai Lantau Island gunakan MTR Tung Chung Line ( jalur orange ) dengan tujuan Tung Chung station.

Lantau Island

Lantau Island

Lantau Island merupakan pulau terbesar di Hong Kong. Berlokasi di sebelah barat Hong Kong Island, pulau ini didominasi oleh pegunungan dan pantai. Puncak tertinggi adalah gunung Phoenix / Lantau Peak dengan ketinggian 935 M dari permukaan laut.

Cable car to Ngong Ping Village

Cable car to Ngong Ping Village

Ngong Ping 360 cable car beroperasi sejak tahun 2006. Kereta gantung merupakan rute favorite yang digunakan untuk mencapai Ngong Ping Village. Terdapat pilihan kereta gantung dengan crystal cabin atau standard cabin. Kami memilih menggunakan standard cabin dengn harga HKD 125 +/- Rp 162.500,- round trip. Opening hours : 10.00 AM – 6.00 PM ( weekdays ), 9.00 AM – 6.30 PM ( weekend & public holiday ).

View from cable car

Setelah mengantri sekitar +/- 2 jam, akhirnya tiba giliran kami naik kereta gantung. Perjalanan menggunakan kereta gantung dari Tung Chung cable car station ke Ngong Ping cable car station kami tempuh selama 25 menit, dengan jarak tempuh sejauh 5.7 KM. Kita bisa menyaksikan berbagai sisi Lantau Island dari ketinggian. Cool.

Ngong Ping Village

Turun dari kereta gantung, kami berjalan kaki sampai di Ngong Ping Village. Sederetan souvenir shop, café dan resto berada di sepajang jalanan Ngong Ping Village. Berjalan lebih jauh lagi kita akan sampai di gerbang menuju Big Budha, Tian Tan Budha.

Entrance gate to Tian Tan Budha, Ngong Ping Vilaage 

Entrance gate to the Tian Tan Budha

Tian Tan Budha

Tian Tan Budha didirikan pada tahun 1993 dengan waktu pembangunan selama 12 tahun. Patung Tian Tan Budha ini terbuat dari perunggu dengan tinggi 34 meter dan berat 280 ton. Untuk mencapai patung Budha, pengunjung harus mendaki 268 anak tangga. Kami tidak naik sampai ke atas, hanya mengambil foto dari bawah saja.

Barbecue sausage

Sepanjang jalan antara Tian Tan Budha ke Po Lin Monastery terdapat beberapa kedai menjual sosis bakar. Kami membeli sosis bakar dan bakwan bakar. Sosisnya enak, bumbunya juga mantap, entah bumbu barbecue apa yang mereka gunakan. Yang jelas enak banget. Satu tusuk sosis bakar seharga HKD 18 +/- Rp 23.400,-

Delicious barbecue sausage

Po Lin Monastery Temple

Po Lin monastery didirikan pada tahun 1901. Merupakan biara Budha tertua di Hong Kong. Biara di tengah pegunungan ini berkesan tenang. Bunga-bunga hidup ditata sedemikian indah menghiasi berbagai sisi biara. Selain tempat berdoa biara ini juga merupakan rumah retret bagi umat Budha. Opening hours : 9.00 AM – 6.00 PM.

 

Lunch at Deli vegetarian café, Po Lin Monastery

Kami makan siang di Deli vegetarian café yang berlokasi di samping Po Lin restaurant. Kami memesan bihun goreng, moci dan onde-onde. Rasa masakannya enak dan gurih.

Wisdom Path

Dari Po Lin Monastery kami berjalan kaki mengikuti petunjuk arah menuju wisdom path. Jalan setapak terbuat dari bebatuan berkelok-kelok dan melewati hutan.

Wisdom Path

Berada di tengah-tengah hutan, berdiri dengan kokoh 38 kolom kayu di sepanjang jalan kebijaksanaan ( wisdom parth ), dengan lebar sekitar 1 meter dan tinggi 10 meter bertuliskan karya-karya kaligrafi dalam tulisan China. Unik dan indah.

Entrance gate to Lantau Peak

Entrance gate to Lantau Peak

Tidak jauh dari lokasi wisdom path terdapat gerbang menuju Lantau Peak. Pengunjung bisa berjalan mengikuti jalan setapak menuju puncak Lantau. Karena waktu sudah semakin sore, tentu saja kami melewatkan kesempatan pergi ke Lantau Peak dan memutukan segera pulang.

Beautiful night view from cable car

Tidak beda jauh dengan antrian kereta gantung saat berangkat, kepulangan kami kali ini juga mengantri +/- 2 jam. Fiuuuhh, jika saat pergi tadi pagi kami penuh semangat, mengantri saat pulang seperti ini terasa lebih melelahkan. Saat kami naik kereta gantung, jam menunjukkan pk 7.05 PM.  Antrian panjang yang melelahkan ini berujung rasa syukur, karena pemandangan di waktu malam ini sangat indah. Kami terpesona. Gelap, dingin dan hening, kami turun dari ketinggian gunung menuju cahaya berkilau dari Lantau Island di bawah sana. Sayang sekali kami tidak berhasil mengabadikan keindahan ini dalam jepretan foto, tetapi keindahan ini terpatri dengan indah dalam ingatan kami.

Food Republic

Kami makan malam di Food Republic yang berada di Citygate outlet. Food Republic merupakan food court dengan berbagai kedai makan. Kami memesan paket nasi beef omelet dengan kuah kaldu seharga HKD 30 +/- Rp 39.000,- Telur dadar dengan potongan beef ini terasa kering, gurih dan enak.

Dinner at Foof Republic

 

Mbambung.com

Malam ini kami tidak memesan kamar hotel alias mbambung.com. Menurut rencana, kami akan begadang dan melewatkan malam pergantian tahun ini dengan menyaksikan pesta kembang api di Tsim Sha Tsui. Tetapi mempertimbangkan cuaca malam ini begitu dingin, ditambah dengan jarak dan waktu yang harus kami tempuh, akhirnya kami memutuskan tetap di Lantau Island.

9.00 PM

Setelah makan malam kami berkeliling di Citygate Outlet. Outlet ini menjual berbagai barang bermerk International dan memberikan discount sepanjang tahun ( disc 30% – 70% ). No shopping, kami hanya berputar-putar dan memutuskan bersantai di Novotel Citygate yang berlokasi satu gedung dengan Citygate outlet.

11.00 PM

Hong Kong International Airpot berlokasi di Lantau Island, hanya berjarak +/- 10 menit dari Novotel Citygate. Malam ini kami naik free shuttle dari Novotel Citygate ke airport. Kami akan melewatkan malam pergantian tahun ini di airport. Yach pilihan yang kurang menarik, tapi pilihan tepat, karena besok kami sudah harus terbang pulang pada pk 10.00 AM.

Hong Kong International Airport

Pk 00….

It’s not about being the best, It’s about being better than you were yesterday, Happy New Year

01 January 2013

Bunyi sirine berkumandang. Happy New Year, kami saling memberi ucapan selamat tahun baru, kami mengirim pesan singkat pada keluarga dan teman yang saat ini tidak sedang bersama kami. Tidak ada pesta kembang api yang meriah. Tetapi kami bersyukur… sekilas kami teringat perjalanan kami menggunakan kereta gantung beberapa jam yang lalu. Mengingat perjalanan liburan kami selama 19 hari hingga hari ini. Beautiful. Thank you God.  Good night Hong Kong. Someday, I’ll be back  ;)