Pages

Search

Frozen at Jiuzhaigou

 

My footprint in the snow

Take only memories, leave only footprints - Chief Seattle -

Jiuzhaigou Valley

22 December 2014, 8.00 AM

Muka kami memerah. Hidung kami berair. Tangan terasa kaku dan beku. Tapi kami tetap tersenyum dan penuh semangat. Ini merupakan pengalaman pertama kami melihat dan menyentuh salju :) welcome to Jiuzhaigou ;)

Jiuzhaigou Valley atau Jiuzhaigou Nationl Park berlokasi dibagian utara provinsi Sichuan. Merupakan bagian dari pegunungan Min Shan di tepi Tibet Himalaya Plateau dengan luas 72000 hektar dan puncak tertinggi sekitar 4500 meter dari permukaan laut.

Mengelilingi Jiuzhaigou national park bisa kita lalui dengan jalan kaki melalui trekking trail / walkway yang terbuat dari kayu yang cukup nyaman atau menggunakan shuttle bus yang akan berhenti di tiap spot menarik.

Saat musim dingin seperti saat ini sepertinya jalur trekking bukanlah pilihan yang tepat. Selain cuaca yang dingin beberapa jalur trekking juga ditutup karena salju tebal menutupi jalanan.

Entrance fee RMB 225 +/- Rp  472.500,-

Frozen Lake

Matahari mulai bersinar malu-malu, mencairkan salju yang jatuh  pada daun dan dahan pohon. Kami terpesona memandang landscape yang kontras antara putihnya salju dan hijaunya danau. Hasil dari berbagai review mengatakan, saat terbaik mengunjungi Jiuzhaigou adalah saat musim gugur pada akhir September hingga pertengahan Oktober. Tetapi tiap musim akan menyuguhkan keindahan tersendiri.

Lembah-lembah, air terjun dan danau yang sangat jernih dan indah ini menjadi magnet yang menarik wisatawan dari berbagai belahan bumi. Rata-rata terdapat ribuan pengunjung setiap harinya. Hal ini sedikit mengurangi kemagisan alam yang hening. Jika memiliki waktu cukup panjang pasti lebih menarik jika menyusuri Jiuzhaigou park sendiri tanpa mengikuti arus turis.

Wuhua Hai Lake

Danau Wuhua Hai merupakan danau terunik dan tercantik diantara 118 danau yang terdapat di Jiuzhaigou. Danau yang sangat jernih dan memukau ini memiliki gradasi warna yang unik. Warna-warna tersebut setiap saat bisa berubah tergantung dari jumlah kandungan mineral yang terdapat pada air danau. Jika kandungan mineral tinggi maka air danau akan berubah menjadi hijau zamrud atau kuning, dan jika kandungan mineral rendah maka air danau menjadi hijau gelap atau biru. Amazing.

Setidaknya dibutuhkan waktu satu hari penuh untuk mengelilingi Jiuzhaigou Park. Saran kami, datanglah sepagi mungkin dan ambilah rute awal yang terjauh. Persiapkan bekal makan siang atau membeli makan siang di kedai-kedai kecil di dalam park yang menjual menu sangat terbatas seperti mie cup/sosis/jagung rebus dan minuman dengan harga yang relatif lebih mahal.

8 KM !

Dari pintu masuk Jiuzhaigou Park kami memutuskan jalan kaki kembali ke hotel (Cecilia Homestay). Kami jalan kaki perlahan sambil menikmati pemandangan dan sesekali berhenti untuk mengambil beberapa foto. Apakah karena kami jalan perlahan maka perjalanan ini terasa lama sekali tidak sampai-sampai ke tujuan? Padahal tadi pagi saat berangkat menggunakan taxi dari hotel ke Jiuzhaiguo Park sepertinya perjalanan tidaklah sejauh ini. Yach kan pake taxi :-p Karena penasaran kami sudah menempuh jarak berapa jauh, maka kami segera searching, wow ternyata kami sudah jalan kaki sejauh 8 KM.

Jiuzhaigou city

Sayur termahal

Kami makan malam di resto dekat hotel. Bukan hal baru jika kami menemukan menu-menu resto semua tertulis dalam aksara China. Akhirnya kami main tunjuk-tunjuk menu yang ada di meja tetangga dan dari gambar yang menempel pada dinding :D Well, menu sederhana seperti yang ada pada gambar di bawah ini… weleh, sayur seharga 35 RMB atau Rp 70.000,-  Meskipun masakannya terasa gurih dan enak tapi tetap aja kami merasa terlalu mahal.

Dinner @ Jiuzhaigou

Salju oh salju…

Menurut rencana seharusnya besok kami melanjutkan perjalanan ke Huanglong Scenic Valley dan bermalam di kota Songpan. Tetapi saat musim dingin, Huanglong Scenic Valley diselimuti salju tebal, maka tidak ada jadwal bus menuju Huanglong. Alternatif lain, kami tetap bisa pergi ke Huanglong dengan menyewa kendaraan pribadi dan dilanjutkan dengan berkuda. Yang pasti, kami akan melalui medan yang tidak mudah dan semua itu membutuhkan biaya mahal dan diluar budget kami. So, kami harus merelakan berubah rencana dan kembali ke kota Chengdu.

Good night Jiuzhaigou

Malam semakin larut. Udara dingin makin menusuk tulang. Penghangat ruangan di kamar hotel sudah kami setting dengan maksimal. Tetep aja dingin, gila. Kami masuk ke dalam selimut listrik dan enggan untuk bergeming. Kami harus segera recharge energy. Besok kami masih harus menempuh perjalanan 12 jam menggunakan bus menuju Chengdu. Good night Jiuzhaigou… I’ll be back someday !

0 comments:

Post a Comment