Pages

Search

Guangzhou

 

If you reject the food, ignore the customs, fear the religion, and avoid the people…  you might better stay at home      –  James Michener  -                                                           

Macau – Zhuhai – Guangzhou

20 December 2012, Pk 3.59 PM

Dari Macau kami berencana pergi ke Guangzhou. Maka kami harus melewati Imigrasi Macau, dan beralih mengantri di Imigrasi China. Setelah melewati antrian imigrasi yang cukup panjang, kami sampai di tempat bernama Gongbei Port Zhuhai. Kantor imigrasi yang terhubung dengan bangunan shopping mall yang cukup besar dan ramai. Welcome to China. Dari Zhuhai kami akan melanjutkan perjalanan ke Guangzhou. Jarak dari Zhuhai ke Guangzhou +/- 140 KM. Menurut informasi kami harus naik kereta cepat dari Zhuhai north railway station menuju Guangzhou dengan lama perjalanan +/- 1 jam.

Antrian Imigrasi

Lost in China

Where is Zhuhai North Railway station?! Kami melihat sekeliling dengan bingung, semua dalam aksara China :(  Apakah kami bisa berbahasa China? :D Jawabannya tidak :-P Akhirnya kami kebingungan dan mengikuti petunjuk arah bergambar simbol kereta bertuliskan Keekuan station. Kami sampai disebuah terminal bus kecil (masih di dalam area Gongbei Port). Kami bertanya pada petugas loket tiket bus, dimana kereta cepat menuju Guangzhou. Tanpa kata-kata dia hanya menunjuk bus yang berjajar di sana. Hmm, sebaiknya kami tetap naik kereta cepat, karena terdapat banyak terminal bus di Guangzhou, dan kami tidak mengerti bus ini akan turun di terminal mana.

Akhirnya kami pindah bertanya di loket bertuliskan Travel agent. Sekali lagi kami mengalami kendala, bahasa Inggris mereka tidak jelas dan mereka tidak mengerti kalau kami bermaksud ke Guangzhou dengan kereta cepat. Akhirnya aku menggambil pena dan menulis kata Train…. mereka masih tidak mengerti, ya udah akhirnya aku menggambar sebuah kereta….. :-P kali ini mereka mengerti. Salah seorang dari mereka menambahkan tulisan China di kertas bergambar kereta. Menurut mereka kami harus naik bus K1 menuju Zhuhai North railway station. So… kami harus naik bus darimana .. ?!

Chinese letters

Frustration

Hari semakin malam. Kami tetap tidak menemukan lokasi bus. Sambil berjalan kami bertanya pada beberapa orang dan menunjukan kertas kami. Excuse me, can you speak English? Mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Kami hampir menyerah dan mempertimbangkan naik bus ke Guangzhou atau naik taxi menuju Zhuhai north railway station. Setengah putus asa akhirnya aku melihat satu cewek bule berjalan bersama satu cewek (sepertinya penduduk lokal). Kami menghampiri dengan penuh harap.

Thank God.  Dia bisa berbahasa Inggris. Kami segera mengutarakan maksud kami dan menunjukkan kertas bergambar tersebut. Dia bertanya-tanya dalam bahasa China pada orang-orang disekitar sana, kemudian menjelaskan pada kami dalam bahasa Inggris. Ternyata kami masih harus berjalan kaki keluar dari area Gongbei Port menuju jalan raya sejauh +/- 300-400 meter untuk sampai di halte bus dan menunggu bus K1 menuju Zhuhai North railway station.

Zhuhai North railway station

Bullet train to Guangzhou

Ternyata lokasi Zhuhai North railway station cukup jauh. Kami harus menempuh perjalanan +/- satu jam. Terminal kereta cepat ini masih baru dan bersih. Kami membeli tiket kereta cepat seharga RMB 36 (+/- Rp 57.600,-) per orang. Kereta cepatnya bagus dan bersih banget. Tempat duduknya nyaman dengan jendela lebar di samping kami. Nice ;)

Bullet train to Guangzhou

Good morning Guangzhou

21 December 2012

Pagi ini kami check out dan menitipkan ransel kami di hotel. Kami menginap di Hommy Inn hotel yang berlokasi tidak jauh dari  MRT station, Beijing road dan Pearl River yang terkenal. Hal pertama yang harus kami lakukan pagi ini adalah membeli tiket sleeper bus untuk keberangkatan kami ke Guilin nanti malam. Maka kami segera naik MRT menuju Tianhe Coach Station (terminal bus utama Guangzhou).

Jalanan di kota Guangzhou

Transportasi dari Guangzhou ke Guilin bisa menggunakan pesawat terbang, kereta api atau sleeper bus. Karena pertimbangan biaya dan rasa ingin tahu, maka kami memilih menggunakan sleeper bus. Kami membeli tiket sleeper bus seharga RMB 160 (+/- Rp 256.000,-) per orang. Sleeper bus kami akan berangkat pk 8.30 PM. Lumayan kami masih punya waktu mengeksplore kota Guangzhou. 

Tianhe Coach Station

Pearl River Guangzhou

Pearl river merupakan sungai terbesar ke tiga di China dan terbesar di Guangzhou. Kerang mutiara berwarna warni banyak ditemukan di dasar sungai Guangzhou, maka sungai ini bernama Pearl River. Saat malam hari, Pearl river akan ramai oleh pengunjung. Para tourist akan menyusuri sungai menggunakan kapal cruise atau boat, menikmati kemilau Pear river di malam hari yang gemerlap. Sayang sekali kami tidak punya waktu menikmati kapal cruise mengelilingi Pearl river.

Pearl River Guangzhou

Sacred heart Catholic Cathedral Church Guangzhou

Sacred heart Cathedral merupakan gereja Katolik tertua di kota Guangzhou dan bangunan gereja terbesar di China bagian selatan. Gereja ini berada di 56 Yide road, Haizhu square. Open 8.30 AM – 11.30 AM dan 2.30 PM – 5.30 PM. Sayang sekali kami tidak bisa masuk karena saat sampai di sana gereja masih tutup. 

Sacred heart Catholic Cathedral Church Guangzhou

Shopping time

Kami terus berjalan menyusuri pertokoan dan mall disepanjang area Beijing Lu dan sekitarnya. Baju-baju yang di jual di Guangzhou menurut kami cukup bagus-bagus, modis dan murah. Jaket untuk musim dingin juga keren-keren. Kami harus menahan diri untuk tidak belanja, karena perjalanan kami masih cukup panjang :)

 Shopping mall in Guangzhou

Shopping mall in Guangzhou

 

X’Mas shop in Guangzhou 

Be born at Zhuzhuo, live at Hangzhuo,  eat in Guangzhou and die in Liuzhou   - Chinese Poem -

Dinner at China Feast Resto Guangzhou

Chinese food di Guangzhou sangat terkenal kelezatannya sampai ke Mancanegara. So, let’s prove it ;) Malam ini kami mencoba makan malam di China feast resto. Meskipun resto ini cukup besar, tapi hampir semua meja terisi penuh. Beberapa orang mengambil nomor antrian. Kebanyakan pengunjung adalah keluarga besar, maka kami cukup beruntung tidak ikut mengantri karena terdapat meja kecil yang kebetulan kosong.

Kami membuka buku menu dan tersenyum saat melihat semua tertulis dalam aksara China. Akhirnya kami memilih menu berdasarkan gambar :-P Kami memesan tahu dengan potongan daging dan udang dengan brokoli. Ternyata saat menu terhidang… gambar yang tadinya kami pikir udang, ternyata kodok (fork) :D yach mau gimana lagi. Untung kami juga doyan makan kodok. Rasa masakannya memang enak. Gurih. Mantap. Selesai makan kami segera naik MRT menuju Tianhe Coach Station. Kami akan melanjutkan perjalanan ke Guilin.

 Sleeper bus to Guilin

Pk 8.30 PM

Saat kita memasuki sleeper bus kita diharuskan melepas alas kaki. Petugas bus akan memberi kita tas plastik untuk menyimpan sepatu/sandal. Di dalam bus terdapat tiga lajur tempat tidur bertingkat untuk penumpang. Masing-masing penumpang menempati tempat sesuai nomor yang tertera pada tiket. Kami tersenyum dan permisi pada penumpang di bawah kami dan sedikit beratraksi silat saat naik ke tempat kami di bagian atas (tidak ada tangga) :D

Ticket with Chinese letters

Tempat tidur memiliki alas sepon tipis dan sabuk pengaman. Aku meletakkan syal lebar sebagai alas bantal dan menikmati pemandangan kota Guangzhou di malam hari melalui kaca lebar di samping tempat tidur. Ternyata sleeper bus ini nyaman juga ;)

Crazy…

Bus meninggalkan kota Guangzhou dengan tepat waktu. Lebih kurang satu jam kemudian bus berhenti disebuah terminal kecil. Perjalanan dari Guangzhou ke Guilin membutuhkan waktu +/- 8 jam, jadi sebaiknya kami menggunakan kesempatan ini untuk ke toilet. Karena beberapa barang berada di dalam bus, maka kami memutuskan pergi bergantian.

Seorang petugas bus menghadang di pintu keluar bus. Aku mengutarakan maksud untuk turun dan pergi ke toilet. Petugas hanya berkata “NO” menggeleng dan mengibaskan tangan. Lho koq ga boleh?! Mungkin bus akan segera berangkat. Setelah beberapa menit berlalu dan bus masih tetap diam, aku kembali bermaksud turun dan sekali lagi petugas bus berkata “NO”  Gila ini petugas :( Aku jadi teringat cerita-cerita konyol penduduk China buang air kecil di dalam bus, mungkin saja cerita itu kisah nyata. Crazy. Seorang penduduk lokal berusaha membantu kami dan berbicara dengan petugas bus tapi petugas bus tetap menggelengkan kepala. Heran dan sebal aku kembali naik ke tempatku.

Penduduk lokal yang tadi berusaha membantu kami, kali ini memberikan handphone-nya kepadaku… ?!… seseorang diseberang sana berbicara dalam bahasa Inggris dan mengutarakan maksudnya untuk membantu kami. Good. Aku mengutarakan maksudku jika kami ingin pergi ke toilet. Restroom…. dan jawaban dari seberang restaurant? Haah jauh amat. Akhirnya aku harus mengeja kalimat restroom baru dia mengerti. Aku mengembalikan handphone dan mengucapkan terima kasih. Kebaikan selalu ada di mana-mana :) Kind people are the best of kind people.

Setelah mengerti maksud kami. Kali ini sang penolong yang berbicara dengan petugas bus dan kembali dengan satu kalimat “WAIT”. Haduh harus menunggu berapa lama… makin dipikir rasanya makin pengen ke toilet. Hhhhh. Setelah penantian yang cukup panjaaaang, akhirnya sang penolong menghampiriku dan berakata OK. Thank God. Ternyata pada perhentian ini mereka sedang menunggu penumpang baru yang akan naik ke dalam bus. Mungkin karena hal itu kami tidak diijinkan turun, mereka mau memastikan semua tempat terisi penuh. Karena setelah itu ijin ke toilet baru diperbolehkan. Lega banget. Bus kembali melanjutkan perjalanan. Sebaiknya kami mencoba segera tidur. Recharge energy. JIka sesuai prediksi maka jam 4.30 AM/5.00 AM kami akan sampai di Guilin. Good bye Guangzhou…

Bangkok - Pattaya

 

Birthdays are ordinary day sprinkled with glitter   -  American greetings  -

Short trip to Bangkok, Thailand

22 Juli 2011,  7.10  PM

Kemilau kota Bangkok terlihat indah dari atas pesawat. Sebentar lagi pesawat kami akan segera mendarat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok. Kepergian kami kali ini merupakan hadiah spesial untuk diriku sendiri :)  Saat keluar dari pintu pesawat aku berkata dalam hati.. Happy b’day to me :)

Dari airport kami naik Airport rail link (City Line) menuju Phaya Thai, kemudian naik BTS (Bangkok Mass Transit System) menuju SIAM. Kami jalan-jalan sebentar di SIAM Discovery Mall kemudian melanjutkan perjalanan ke hotel.

Good morning Bangkok

23 Juli 2011

Pagi yang cerah. Selesai breakfast kami  bersiap mengeksplore kota Bangkok. Tempat apakah yang harus kita kunjungi saat berada di Bangkok? Jawabannya “The Grand Palace”. Inilah salah satu alasan kami memilih menginap di Ibis riverside hotel, karena lokasi hotel berada diarea Chao Phraya river. The Grand palace dan beberapa candi terkenal di Bangkok berlokasi diarea Chao Phraya river. Kami segera check out dan menitipkan ransel kami di hotel. Nanti malam kami akan melanjutkan perjalanan ke Pattaya.

Ibis Riverside

Chao Phraya River from Ibis riverside

Wat Arun, Bangkok

Dari depan hotel kami bertiga naik tuk-tuk menuju Wat Arun. Wat Arun merupakan candi Budha yang berlokasi disebelah barat sungai Chao Phraya. Candi yang indah dengan menara setinggi 80 Meter. Hampir seluruh bangunan candi memiliki desain hiasan dari kerang dan pecahan porselin China. Detail yang sangat unik dan mengagumkan. Entrance fee Bath 50 ( +/- Rp 15.000,-). Opening hour 8.30 AM – 6.00 PM.

 Wat Arun from Chao Phraya River

Wat Arun from Chao Phraya River

Wat Arun Bangkok

Wat Pho, Bangkok

Dari Wat Arun kami menyeberangi sungai Chao Praya menggunakan transportasi perahu umum dengan biaya Bath 3.5 ( +/- Rp 1.050,-) per orang. Kami sampai di daerah Pra Nakorn Bangkok. Kami akan mengunjungi Wat Pho yang berlokasi tidak jauh dari Grand Palace. Wat Pho merupakan salah satu candi Budha tertua di Bangkok dengan luas 80.000 M2. Di dalam candi terdapat patung Budha tidur. Entrance fee Bath 50 ( +/- Rp 15.000,-). Opening hour 8.00 AM – 5.00 PM.

 Wat Pho Bangkok

Patung Budha tidur ini memiliki kertinggian 15 M dan panjang 43 M. Selain patung Budha tidur, terdapat 108 mangkuk perunggu yang melambangkan keberuntungan dan masyarakat mempercayai bahwa dengan menjatuhkan koin di mangkuk-mangkuk tersebut akan membawa keberuntungan. Saat kita memberikan sumbangan uang, penjaga kuil akan memberi kita sekotak koin-koin yang bisa kita masukkan ke dalam 108 mangkuk perunggu tersebut sambil terus berjalan keluar dari kuil. Wish Me Luck ;)

 

Grand Palace, Bangkok

Grand Palace merupakan komplek kuil dan istana dengan luas 218.400 M2. Istana Grand Palace telah menjadi tempat kediaman resmi Raja Siam sejak tahun 1782, kemudian menjadi kediaman Raja Thailand. Saat ini Raja Bhumibol Adulyadej tinggal di Istana Citralada, tetapi Grand Palace tetap digunakan untuk acara resmi dan upacara kerajaan. Entrance fee Bath 350 (+/- Rp 105.000.-). Opening hour 8.30 AM – 3.30 PM.

The Grand Palace from Chao Phraya River

The Grand Palace from Chao Phraya River

Saat megunjungi Grand Palace kita harus memperhatikan peraturan yang ada. Pengunjung harus berpakaian sopan dan tidak diperbolehkan masuk dengan mengenakan celana pendek atau baju tanpa lengan. Atau kita harus meminjam sarung untuk menutupinya.

Grand Palace Bangkok

Mengelilingi candi-candi di Bangkok membuat kami kagum. Masing-masing candi memiliki keunikan tersendiri, tetapi hampir semua candi  memiliki detail ukir-ukiran yang sangat indah, rumit, unik dan artistik. Dari semua candi yang ada di Bangkok, Grand Palace merupakan candi terbesar dan termegah.

Grand Palace Bangkok

Chatuchak Market in Bangkok

Dari Grand Palace kami naik tuk tuk menuju Chatuchak market. Pasar Chatuchak hanya buka pada saat weekend dan merupakan  pasar terbesar di Thailand dengan luas +/- 35 hektar. Di dalam pasar terdapat banyak kios-kios penjual pakaian, kebutuhan rumah tangga, kerajinan Thailand dan kedai makanan.. mengingatkanku pada Pasar Atom di Surabaya.

Kami tertarik pada salah satu kedai makan yang ramai pengunjung dengan aroma masakan yang harum. Kami memesan nasi dengan tiga macam lauk. Harga rata-rata per porsi +/- Rp 15.000 – 20.000,-

Lunch at Chatuchak

Madame Tussauds, Bangkok

Musium lilin Madame Tussauds berlokasi di Siam Discovery mall, lantai 6, Bangkok. Musium lilin Madam Tussauds pertama kali di buka di kota London dan sampai sekarang memiliki cabang di berbagai negara. Madame Tussaud adalah artis pembuat patung lilin yang sangat terkenal. Karya pertamanya adalah patung lilin Jacques Rousseau, dibuat saat dia masih berstatus gadis bernama  Anna Maria. Pada tahun 1761 Anna Maria menikah dengan Francois Tussaud  dan menjadikannya terkenal sebagai Madame Tussaud. Opening hour : 10.00 AM – 9.00 PM. Entrance fee : Bath 800 ( +/- Rp 240.000,-)  per orang, termasuk satu lembar cetak foto.

Mahatma Gandhi and Albert Einstein

Patung-patung lilin tokoh terkenal ini dibuat nyaris sempurna seperti aslinya. Seni yang sangat indah dan menakjubkan. Patung-patung lilin ini serasa nyata. Cool!

Me and Beckham… My Mom and Oprah :)

Go to Pattaya

Hari semakin malam. Kami naik taxi dari Siam discovery mall menuju Ibis riverside hotel. Kami harus segera mengambil ransel kami dan melanjutkan perjalanan ke Pattaya menggunakan bus dari Ekkamai station. Tiket bus ekspres, Bath 124 (+/- Rp 37.200,-) per orang. Pattaya terletak di pantai timur teluk Thailand sekitar 130 KM dari kota Bangkok. Kami harus menempuh perjalanan +/- dua jam.

  Pattaya

 

Good morning Pattaya

24 Juli 2011

Kami bangun tidak terlalu pagi dan breakfast dengan santai. Kami menginap di Ibis hotel Pattaya. Hari ini kami akan melakukan city tour. Dari depan hotel kami naik songthaew menuju Mini Siam dengan durasi perjalanan +/- 10 menit. Songthaew adalah transportasi umum di kota Pattaya. Mobil pick up dengan bagian belakang dimodifikasi menjadi tempat duduk penumpang. Biaya sekali naik songthaew Bath 10 (+/- 3000,-) per orang.

Mini Siam, Pattaya

Mini Siam adalah taman yang besar dengan banyak replika atau miniatur dari berbagai tempat terkenal di dunia, seperti menara Eiffel, patung Liberty, Jembatan San Fransisco dll. Opening hour 7.00 AM – 10.00 PM. Entrance fee : Bath 300 (+/- Rp 90.000,-) per orang.

Mini Siam Pattaya

Mini Siam Pattaya

Bottle Art Museum

Bottle art museum berlokasi tepat di depan Mini Siam. Saat memasuki musium, seorang tour guide menyambut kami dan mempersilahkan kami melihat video proses pembuatan model di dalam botol. Selesai melihat video, kami masuk ke dalam musium dan melihat koleksi lebih dari 300 botol dengan berbagai bentuk. Suatu karya seni yang membutuhkan detail dan kesabaran. Entrance fee : Bath 100 (+/- Rp 30.000,-) per orang, termasuk mendapat souvenir sebuah botol kecil. Nice.

Nong nooch tropical botanical garden

Nong nooch tropical garden berlokasi di area Jomtien, sekitar 20 KM dari pusat kota Pattaya. Taman tropis dengan luas 600 hektar ini menyuguhkan aneka tanaman dengan berbagai area khusus seperti French garden, European garden, cactus garden dll. Entrance fee 400 bath (+/- Rp 120.000,-) per orang. Opening hours 8.00 AM – 6.00 PM.

Nong Nooch botanical garden Pattaya

Nong Nooch Botanical Garden

Selain jalan kaki, pengunjung bisa mengelilingi taman dengan naik gajah atau bus wisata. Kami memilih naik bus wisata dengan biaya Bath 100 ( +/- Rp 30.000,-) per orang.

 

Pattaya Floating Market’s

Dari Nong nooch garden kami naik mobil penduduk lokal menuju Floating market dengan biaya Bath 100 (+/- Rp 30.000,-). Pasar terapung berlokasi di jalan Shukumvit road. Pasar terapung dengan luas 100.000 M2 ini terdiri dari kios-kios kayu bergaya tradisional. Pasar terapung terbagi dalam empat area pasar yang terhubung oleh jembatan-jembatan kayu. Entrance fee : free. Opening hour : 10.00 AM – 11.00 PM.

Pattaya floating market's

Pattaya floating market’s

Pasar terapung ini berkesan unik dan menarik. Terdapat banyak kios penjual baju, souvenir, aneka cemilan, kedai makanan dan minuman, buah-buahan dll. Beberapa penjual makanan menjual dagangan mereka dengan menggunakan sampan. Selain jalan kaki, pengunjung juga bisa mengelilingi pasar terapung dengan menggunakan sampan dengan biaya +/- Bath 200 (+/- Rp 60.000,-) per sampan.

Sate buaya VS sate cumi

Meskipun kami demen kuliner, tapi menu sate buaya tidak termasuk makanan yang ingin kami coba. Sate buaya ini hanya menarik untuk difoto dan kami lebih memilih membeli sate cumi. Rasa sate cuminya enak dan gurih. Yummy.

 

Tiffany’s Show

Lokasi Tiffany’s show berada di Pattaya 2nd road, sekitar 200 meter dari hotel kami. Kami membeli tiket pertunjukan jam 6.00 PM. Tiffany’s show merupakan salah satu dari 10 daftar show dunia yang wajib dikunjungi versi TravelCom Magazine. Pertunjukan cabaret dengan durasi +/- 1 jam ini dibawakan oleh para lady boy. Dengan gemulai mereka menyuguhkan tari-tarian yang sangat menawan. Gila. Mereka cantik dan luwes banget. Cewek tulen kalah :-P Sayang sekali kami tidak diperbolehkan mengambil foto saat pertunjukan. Setiap hari pertunjukan diadakan sebanyak tiga kali, pada jam 6.00 PM, 7.30 PM dan 9.00 PM. Entrance fee Bath 600 (+/- Rp 180.000,-) per orang.

Pretty? … sorry guys, she is a man :)

Saat selesai pertunjukan, para lady boy akan berdiri di luar gedung theater. Inilah saat sesi foto dengan para lady boy. Jangan lupa untuk menanyakan dulu berapa tarif foto bersama mereka, karena makin cantik maka tarifnya juga makin mahal :-P

 

Walking street in Pattaya

Setelah menonton Tiffany’s show kami penasaran untuk melihat area walking street. Walking street berlokasi disepanjang jalan beach road bagian selatan sampai ke arah dermaga. Saat malam hari jalanan ini ditutup dari jam 6.00 PM – 2.00 AM dan tidak boleh dilewati oleh kendaraan bermotor, hanya khusus untuk pejalan kaki.

Walking street Pattaya

Walking street

Sepanjang jalanan walking street terdapat restaurant, karaoke, diskotik, bar-bar dengan live music menyuguhkan show terbuka dengan beberapa penari meliuk-liuk mengikuti irama music. Selain bar-bar yang terbuka, juga terdapat beberapa nightclub yang terlihat private dengan para bodyguard yang menjaga di pintu masuk night club. Inilah kehidupan malam kota Pattaya. Kami melihat-lihat sebentar dan memutuskan pergi dari walking street untuk mencari makan malam. Good night Pattaya.

 

 

Last day in Pattaya

25 Juli 2011

Mendung di pagi hari. Hari ini kami akan pergi ke Coral Island. Dari depan hotel kami naik songthaew menuju dermaga Bali hai pier dengan biaya Bath 10 (+/- Rp 3.000,-) per orang dan lama perjalanan +/- 10 menit. Untuk menuju coral island terdapat dua pilihan transportasi, pertama dengan menggunakan speed boat +/- 15 – 20 menit, atau dengan menggunakan kapal ferry dengan durasi +/- 45 menit. Kami memilih menggunakan kapal ferry dengan biaya Bath 20 (+/- Rp 6.000,-) per orang.

The way to Coral Island Pattaya

Coral Island

Coral Island atau dalam bahasa Thailand lebih dikenal dengan nama Koh Larn berada disebelah barat kota Pattaya. Pantai yang indah dengan latar belakang pegunungan. Laut berwarna biru tosca yang jernih dengan formasi batu karang yang indah.

Coral Island Pattaya

Coral Island Pattaya

Sepanjang pesisir pantai terdapat kursi-kursi santai, kios-kios penjual baju dan tshirt bergaya pantai (sejenis baju-baju Bali) dan kedai makanan. Hampir semua kedai makan menjual sea food dan sayap ayam bakar. Aroma harum bakar-bakaran tercium di mana-mana. Jadi Lapar.com :D

Sayang sekali saat sampai di Coral Island kami disambut hujan deras. Kami berjalan diantara kios-kios toko untuk menghindari hujan. Akhirnya kami makan siang disalah satu kedai penjual sea food. Kami memesan cumi bakar dan udang dimasak dengan sayur. Masakannya enak, gurih dan fresh. Hhh… hujan membuat kami tidak banyak mengambil foto di Coral Island :(

It’s time to say good bye…

Selesai makan siang kami berkeliling sebentar dan memutuskan pulang ke kota Pattaya. Kami ikut jadwal kapal ferry jam 1.00 PM. Sebentar lagi kami akan melanjutkan perjalanan ke Bangkok. Kami sudah memesan transportasi dari Pattaya ke Suvarnabhumi Airport Bangkok melalui TravelBell Service dengan biaya Bath 200 (+/- Rp 60.000,-) per orang. Sesuai jadwal, pada jam 2.30 PM pihak TravelBell Service menjemput kami di hotel. Menurut perkiraan jam 4.30 PM kami akan sampai di Bandara Suvarnabhumi Bangkok. Kami akan melanjutkan penerbangan ke Surabaya pada jam 7.45 PM. One journey ends and another begins ;)

Kuching

 

One night in Kuching

11 Mei 2013,  4.45 PM

Kuching atau dikenal dengan nama Bandaraya Kuching adalah ibu kota Sarawak, negara bagian Malaysia. Dari Airport kami membeli tiket taxi kupon seharga RM 26 (+/- Rp 85.600.-) menuju hotel. Kami menginap di Tune hotel Kuching waterfront.

Jalanan di kota Kuching

Kuching waterfront

Hotel kami berlokasi di area Kuching waterfront. Kuching waterfront berada di sisi sungai Sarawak. Disepanjang sisi sungai terdapat Jalanan paving dan landscape taman kota yang asri, kios-kios kecil, café-café dan resto. Dari depan sungai pengunjung bisa mengelilingi sungai dengan naik river cruise atau naik transportasi perahu lokal milik penduduk.

Sunset at Kuching waterfront

Sunset at Kuching waterfront

Dinnet at James Brooke Bistro & Café

Kami berkeliling disepanjang jalanan Kuching waterfront dan tertarik untuk makan malam di James Brooke bistro & café. Suasana resto berkesan ethnic dan nyaman untuk bersantai. Di dalam resto terdapat etalase dengan beberapa pilihan cake dan buah. Malam itu kami memesan nasi goreng sea food.

Setelah makan malam kami bersantai dan duduk-duduk di bangku taman menikmati Kuching watefront di malam hari. Nyaman banget punya area bersantai di tengah kota seperti ini.

Kuching Waterfront

Kuching waterfront at night

 

Good morning Kuching

12 Mei 2013

Tidak banyak yang bisa kami eksplore di kota Kuching, karena kami tidak menyewa kendaraan dan nanti malam kami harus melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur dengan jadwal penerbangan pk 11.10 PM.

Beberapa patung kucing di kota Kuching

Shopping in Sarawak

Kami jalan kaki menyusuri pertokoan di area depan waterfront, toko-toko kecil berjajar-jajar menjual souvenir khas Sarawak, t-shirt, tas bergaya ethnic dll. Kami terus berjalan sampai di India street pedestrian mall. Daerah pertokoan disepanjang jalan India street lebih banyak menjual kain dan perhiasan.

 

The new Sarawak state legislative Assembly building

Gedung undangan negeri Sarawak baru ini berada di tepi utara sungai Sarawak. Bangunan ini resmi di buka pada tanggal 27 Juli 2009. Bangunan dengan tinggi sembilan lantai ini menjadi tempat pertemuan anggota DPR Sarawak dan merupakan icon baru kota Kuching

Kuching

Gedung undangan negeri Sarawak baru

Di depan sungai terdapat beberapa pos pangkalan perahu tempat tukang perahu menunggu penumpang.  Bersama beberapa penduduk setempat kami ikut menyeberang menggunakan perahu. Untuk sekali penyeberangan kami harus membayar seharga RM 50 sen (+/- Rp 1.650,-) per orang. 

 

Mira cake house

Saat sampai di sisi seberang, kami berkeliling sebentar dan berkesimpulan tempat ini tergolong sepi. Salah satu hal yang menarik pengunjung untuk menyeberang adalah Mira cake house atau lebih terkenal dengan nama Mira Kek lapis basah. Toko kue lapis berwarna warni / kue tradisional Sarawak yang sangat terkenal. Di dalam toko kue tersedia tester aneka kue lapis. Kami mencoba dan berkesimpulan rasa kue lapisnya biasa saja. Kami malah membeli kacang goreng.

 

 

Lunch at Bing! Coffee

Kami memutuskan lunch di Bing Coffee. Kami memesan classic tuna baked, chocolate brownies, orange juice dan dragon fruit smoothies. Dari semua menu yang kami pesan, classic tuna baked-nya paling enak. Panggangan kue pie dengan perpaduan keju dan tuna yang mantap. Yummy!

Dari Bing coffee kami memasuki mall tepat di samping café. Kami berkeliling dan akhirnya menyaksikan lomba anjing. Anjing peserta lomba akan di test keahlian dan kepatuhannya, kesehatan gigi, kuku dan bulunya. Keren. Inilah foto sang juara. 

Sang juara

 

It’s time to say good bye

Hari semakin sore. Kami memesan minuman dan bersantai di James Brooke bistro & café. Sebentar lagi kami akan istirahat sebentar di hotel, berkemas, check out dan segera pergi ke bandara. Malam ini kami akan stay di Airport Kuala lumpur dan besok ikut penerbangan pertama ke Surabaya. Good bye Kuching.