Pages

Search

White Christmas at Xiling snow mountain

 

Let's find some beautiful place to get lost…

Beautiful Christmas

24 December 2014

Kami pertama kali mengetahui tentang Xiling Snow Mountain dari majalah travel 360 dalam penerbangan Airasia. Sejak saat itu Xiling Snow Mountain menjadi salah satu target perjalanan yang ingin kami kunjungi. Kesempatan tersebut datang hari ini. Thank You God.

Xiling Snow Mountain berlokasi di Dayi County, sekitar 100 KM dari kota Chengdu. Gunung yang indah dengan puncak tertinggi mencapai 5365 meter dari permukaan laut. Saat musim dingin gunung akan tertutup oleh salju dan cuaca terdingin mencapai minus 10 derajat. Danau akan membeku dan salju tebal menjadikan Xiling Snow Mountain tempat yang menarik untuk bermain ski.

Cara paling mudah dan hemat untuk mencapai Xiling Snow Mountain dengan mode transportasi bus umum. Durasi perjalanan +/- 2.5 jam dengan biaya @ RMB 34 +/- Rp 71.400,- one way. ( Rute perjalanan Xinnanmen Bus Station – Xiling Snow Mountain ).

Saat sampai di entrace gate Xiling Snow Mountain, kita masih harus melanjutkan perjalanan menggunakan kereta gantung dan bus. Entrace fee @ 160 RMB dan round trip cable car @ RMB 80 total @ RMB 240 +/- Rp 504.000,-

Xiling Snow Mountain Sky Resort

Setelah naik cable car kami berganti mode transportasi dengan bus khusus. Bus berhenti tidak jauh dari area bermain ski. Tempat ini indah. Hamparan salju putih dengan background bangunan bergaya Eropa mempercantik suasana. Selain indah tempat ini juga mahal :-P Resort-resort di area ski mematok tarif sekitar dua juta semalam. Sebenarnya cukup menarik untuk mencoba bermain ski, tapi karena biaya yang mahal dan keterbatasan waktu yang kami miliki maka kami harus melewatkan kesempatan tersebut. Sore nanti kami harus segera kembali ke Chengdu.

Untuk mencapai puncak yang lebih tinggi kami masih harus naik cable car sekali lagi dengan biaya @ RMB 100 +/- Rp 210.000,- Tidak semua pengunjung melanjutkan perjalanan dengan cable car kedua ini. Kami memandang ketinggian gunung yang tertutup kabut. Sepertinya tinggi sekali, karena beberapa cable car hanya terlihat seperti bayangan kabur di ketinggian gunung. Seperti apakah pemandangan di atas sana… ? Let’s see… ;)

Cable car kali ini lebih kecil dan kami gunakan sendiri. Cable car mulai bergerak perlahan dan menanjak. Dingin. Hening. Kami seperti berada di negeri antah berantah. Carang-carang kering berbalut salju putih begitu artistik.  Sejauh mata memandang hamparan salju putih menjadi lanscape unik yang mempesona.

 

Tidak banyak yang bisa kami saksikan saat sampai di puncak. Beberapa rumah kayu seperti café atau resort sedang dalam tahap pembangunan. Justru pemandangan terbaik kami dapatkan sepanjang perjalanan di atas cable car.

Chengduuuu…..

Hari semakin sore. Kami mulai was-was. Apakah kami sempat ikut bus terakhir menuju Chengdu? Begitu turun dari cable car kami segera berlari kencang menuju tempat parkir bus. KOSONG…. dan satu-satunya bus yang kami temukan sedang bergerak turun. Kami berlari makin kencang dan berteriak sekuat tenaga…. Chengduuuuuu….. Bus berhenti. Kami mengatur nafas dan hanya mengucapkan satu kata pada sang sopir, Chengdu? Sang sopir menggelengkan kepala dan melanjutkan perjalanan. Kami diam dan lemas.

Seseorang mendekat dan berkata-kata dalam bahasa China yang tidak kami mengerti. Satu-satunya kalimat yang kami mengerti adalah Chengdu. Sepertinya dia sedang menawarkan transportasi menuju Chengdu. Pria paruh baya tersebut mengeluarkan kertas bertuliskan Chengdu dengan harga 100 RMB. Kami menunjuk harga tersebut dan menunjuk diri kami berdua. Dia menggeleng dan mengacungkan telunjuknya. Hah, mahal banget. Melihat situasi yang ada sepertinya banyak transportasi pribadi dengan rute menuju Chengdu. Kami lebih tenang dan terus aja berjalan dan pasang aksi jual mahal. Bapak tua tersebut terus mengoceh dan mengikuti langkah kami dan menunjuk sebuah mobil mini van yang sedang terparkir. Kami amati ternyata terdapat beberapa penumpang lain yang juga akan pergi ke Chengdu. Sepertinya perjalanan ini cukup aman.  Setelah tawar menawar, akhirnya kami sepakat membayar @ RMB 60 +/- Rp  126.000,-

Dicos

6.00 PM. Late Lunch or Dinner ?

Kami diturunkan disebuah stasiun bus. Keluar dari mobil kami disambut oleh angin kencang. Kami menggigil dan merasa sangat lapar. Mahklum, kami belum sempat makan siang. Kami segera memutuskan masuk ke Dicos. Dicos merupakan KFC’nya China. Kita bisa menemukan menu ayam dan burger ditempat ini. Kami memesan paket burger udang dengan kentang dan minuman. Disuguhkan hangat burger ini terasa enak sekali, mengingatkan kami dengan MOS Burger di Taiwan. Yummy.

Scam in Chengdu

Kami menemukan counter agent penjualan tiket kereta api tepat di samping Dicos. Kami memutuskan membeli tiket kereta api untuk tujuan dari kota Changsha ke Shanghai untuk tanggal 30 Desember 2014 (6 hari kemudian). Pria penjual tiket tidak bisa berbahasa Inggris tetapi dia mengangguk-angguk tanda mengerti maksud kami. Untuk lebih yakin kami sengaja menulis di kertas tujuan Changsa – Shanghai, 30 December 2014, 6.30 PM. Penjual tiket hanya melihat sekilas tulisan kami mengangguk-angguk dan memutar layar komputer meminta persetujuan untuk memesan tiket. Tulisan di layar komputer semua dalam aksara China. Kami menunjuk tulisan kami dan mengulang lagi tujuan kami berulang-ulang, Changsa to Shanghai? Penjual tiket mengangguk dan berkata “YES” sambil menunjuk-nunjuk jadwal keberangkatan. Tiket tercetak dan kami harus membayar @ RMB 225 +/- Rp 472.500,- Kami mulai curiga karena dari web yang kami baca tiket kereta dari Changsa ke Shanghai tidak semahal ini…?! Kami amati lagi tiket kereta yang kami pegang dan kaget banget saat menemukan tulisan kecil Chengdu – Shanghai… WHAT? Besok lusa kami akan melanjutkan perjalanan dengan Chengdu Airlines menuju Changsa, lalu tiket ini jadi useless. Kami segera protes kepada penjual tiket dan menunjukan tulisan kami tetapi dia tidak peduli. Akhirnya kami memanggil polisi yang juga tidak bisa berbahasa Inggris. Aaarrggg. Di tengah kegalauan kami seseorang mengajak kami bicara dalam bahasa Inggris. Setelah kami jelaskan duduk persoalannya, cewek baik hati ini berusaha menjelaskan kesalahan tersebut pada penjual tiket. Penjual tiket tanpa rasa bersalah hanya mengeleng-geleng dan acuh saja. Kami bahkan merelakan jika harus membayar biaya khusus untuk mengganti tiket tersebut dengan tujuan yang benar. Tetap tidak bisa. PENIPUUU. Dia tau pasti kalau sudah membaca tulisan kami. Dia bahkan berkata YES.

Rp 21.000,- yang menyusahkan

Tiket kereta api di China bisa kita beli dari counter agent penjualan tiket dengan tambahan @ RMB 5 +/- Rp 10.500,- Jadi dari tiket yang kami pesan penjual tiket mendapat fee total RMB 10 +/- Rp 21.000,- Kami mengelus dada menyadari jika orang ini rela menipu kami untuk hal ini??? Hhhhh. Bahkan tidak ada kata maaf keluar dari mulutnya, justru cewek yang membantu kami yang meminta maaf untuk semua yang sudah kami alami. Dia menjelaskan jika kami bisa menukarkan tiket tersebut dan menganti dengan tujuan yang benar tetapi hanya di stasiun kereta utama saja. Kami ucapkan terima kasih dan memintanya menuliskan dalam aksara China, nama stasiun kereta dan penjelasan untuk menukar tiket supaya kami tidak kesulitan berkomunikasi saat menukarkan tiket nanti.

Christmas Eve

Setelah semua kegalauan yang kami lalui, akhirnya kami terlambat sampai di gereja Cathedral of the Immaculate Conception. Misa sudah dimulai. Akhirnya kami hanya masuk untuk berdoa. Anyway, thank you God for everything You have done for us. Merry Christmas.

Christmas Eve

Cathedral of the Immaculate Conception in Chengdu

Frozen at Jiuzhaigou

 

My footprint in the snow

Take only memories, leave only footprints - Chief Seattle -

Jiuzhaigou Valley

22 December 2014, 8.00 AM

Muka kami memerah. Hidung kami berair. Tangan terasa kaku dan beku. Tapi kami tetap tersenyum dan penuh semangat. Ini merupakan pengalaman pertama kami melihat dan menyentuh salju :) welcome to Jiuzhaigou ;)

Jiuzhaigou Valley atau Jiuzhaigou Nationl Park berlokasi dibagian utara provinsi Sichuan. Merupakan bagian dari pegunungan Min Shan di tepi Tibet Himalaya Plateau dengan luas 72000 hektar dan puncak tertinggi sekitar 4500 meter dari permukaan laut.

Mengelilingi Jiuzhaigou national park bisa kita lalui dengan jalan kaki melalui trekking trail / walkway yang terbuat dari kayu yang cukup nyaman atau menggunakan shuttle bus yang akan berhenti di tiap spot menarik.

Saat musim dingin seperti saat ini sepertinya jalur trekking bukanlah pilihan yang tepat. Selain cuaca yang dingin beberapa jalur trekking juga ditutup karena salju tebal menutupi jalanan.

Entrance fee RMB 225 +/- Rp  472.500,-

Frozen Lake

Matahari mulai bersinar malu-malu, mencairkan salju yang jatuh  pada daun dan dahan pohon. Kami terpesona memandang landscape yang kontras antara putihnya salju dan hijaunya danau. Hasil dari berbagai review mengatakan, saat terbaik mengunjungi Jiuzhaigou adalah saat musim gugur pada akhir September hingga pertengahan Oktober. Tetapi tiap musim akan menyuguhkan keindahan tersendiri.

Lembah-lembah, air terjun dan danau yang sangat jernih dan indah ini menjadi magnet yang menarik wisatawan dari berbagai belahan bumi. Rata-rata terdapat ribuan pengunjung setiap harinya. Hal ini sedikit mengurangi kemagisan alam yang hening. Jika memiliki waktu cukup panjang pasti lebih menarik jika menyusuri Jiuzhaigou park sendiri tanpa mengikuti arus turis.

Wuhua Hai Lake

Danau Wuhua Hai merupakan danau terunik dan tercantik diantara 118 danau yang terdapat di Jiuzhaigou. Danau yang sangat jernih dan memukau ini memiliki gradasi warna yang unik. Warna-warna tersebut setiap saat bisa berubah tergantung dari jumlah kandungan mineral yang terdapat pada air danau. Jika kandungan mineral tinggi maka air danau akan berubah menjadi hijau zamrud atau kuning, dan jika kandungan mineral rendah maka air danau menjadi hijau gelap atau biru. Amazing.

Setidaknya dibutuhkan waktu satu hari penuh untuk mengelilingi Jiuzhaigou Park. Saran kami, datanglah sepagi mungkin dan ambilah rute awal yang terjauh. Persiapkan bekal makan siang atau membeli makan siang di kedai-kedai kecil di dalam park yang menjual menu sangat terbatas seperti mie cup/sosis/jagung rebus dan minuman dengan harga yang relatif lebih mahal.

8 KM !

Dari pintu masuk Jiuzhaigou Park kami memutuskan jalan kaki kembali ke hotel (Cecilia Homestay). Kami jalan kaki perlahan sambil menikmati pemandangan dan sesekali berhenti untuk mengambil beberapa foto. Apakah karena kami jalan perlahan maka perjalanan ini terasa lama sekali tidak sampai-sampai ke tujuan? Padahal tadi pagi saat berangkat menggunakan taxi dari hotel ke Jiuzhaiguo Park sepertinya perjalanan tidaklah sejauh ini. Yach kan pake taxi :-p Karena penasaran kami sudah menempuh jarak berapa jauh, maka kami segera searching, wow ternyata kami sudah jalan kaki sejauh 8 KM.

Jiuzhaigou city

Sayur termahal

Kami makan malam di resto dekat hotel. Bukan hal baru jika kami menemukan menu-menu resto semua tertulis dalam aksara China. Akhirnya kami main tunjuk-tunjuk menu yang ada di meja tetangga dan dari gambar yang menempel pada dinding :D Well, menu sederhana seperti yang ada pada gambar di bawah ini… weleh, sayur seharga 35 RMB atau Rp 70.000,-  Meskipun masakannya terasa gurih dan enak tapi tetap aja kami merasa terlalu mahal.

Dinner @ Jiuzhaigou

Salju oh salju…

Menurut rencana seharusnya besok kami melanjutkan perjalanan ke Huanglong Scenic Valley dan bermalam di kota Songpan. Tetapi saat musim dingin, Huanglong Scenic Valley diselimuti salju tebal, maka tidak ada jadwal bus menuju Huanglong. Alternatif lain, kami tetap bisa pergi ke Huanglong dengan menyewa kendaraan pribadi dan dilanjutkan dengan berkuda. Yang pasti, kami akan melalui medan yang tidak mudah dan semua itu membutuhkan biaya mahal dan diluar budget kami. So, kami harus merelakan berubah rencana dan kembali ke kota Chengdu.

Good night Jiuzhaigou

Malam semakin larut. Udara dingin makin menusuk tulang. Penghangat ruangan di kamar hotel sudah kami setting dengan maksimal. Tetep aja dingin, gila. Kami masuk ke dalam selimut listrik dan enggan untuk bergeming. Kami harus segera recharge energy. Besok kami masih harus menempuh perjalanan 12 jam menggunakan bus menuju Chengdu. Good night Jiuzhaigou… I’ll be back someday !